Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Di Kompasiana, Saya Belajar Dari Kritik Kawan-kawan Kompasianer Lainnya

26 September 2011   23:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:35 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_132388" align="aligncenter" width="410" caption="Tulisan saya pada bulan Ramdhan lalu"]Sebuah Kritik yang sangat membangun untuk saya sebagai calon penulis... (http://metro.kompasiana.com/2011/01/27/mau-macet-kayak-apa-juga-orang-tetap-cinta-jakarta/)

*   *   *

4. Tulisan Copy Paste dan Banyak Kalimat Yang Salah. Lain lagi, dengan komentar dari seorang Kawan Kompasianer bernama Thomas Aquino, Beliau dengan cermat, menemukan banyak yang salah kalimat dalam postingan saya berjudul Ramadhan, Ketika Sang Bos Konveksi Kepusingan Ditagih Pemuda Kampung... Beliau mempertanyakan mengapa terjadi salah penyebutan nama, dari Koh Aliong di paragraf satu hingga berbeda menjadi Koh Andy? Saya sempat kaget juga, tapi pas membaca tulisan saya lagi, ternyata memang benar ada kalimat yang salah ketik. Langsung saya jawab komentar dari beliau, bahwa saya salah ketik karena terburu-buru, akibatnya lupa untuk mengkoreksi lebih lanjut. Dan untuk pertanyaan apakah saya Copas atau salah ketik nama, langsung saya tegaskan bahwa, saya setiap menulis artikel adalah murni bikinan sendiri. Tidak mengcopy tulisan dari orang lain, walaupun ada beberapa tulisan orang yang saya kutip, tetapi tetap saya cantumkan sumber tersebut. Namun, saya juga sangat apresiasi untuk komentar yang telah diberikan, karena saya jadi mengerti kalau tulisan yang terkesan buru-buru bisa disangka sebagai copy paste. Terima kasih atas peringatannya, Bang Thomas Aquino...

[/caption]

*   *   *

5. Lagi-lagi Salah Penulisan Nama (Tidak Konsisten!) Pada postingan saya dengan tema Idul Fitri, Kisah Dibalik Sebuah Kamar Sel... Lagi-lagi saya salah menyebutkan nama, ketika di awal paragraf saya menulis kata Ayah, tetapi di kalimat terakhir malah menulisnya dengan nama Papah... Meskipun artinya sama untuk Orang Tua laki-laki, namun sangat mengganggu apabila dibaca oleh orang. Apalagi tulisan ini saya share di wall Facebook, dan kebetulan yang mengomentarinya juga kawan fb saya. Huff, saat itu saya berkilah kalau salah ketik saking buru-buru. Namun, salah ya salah. Tidak ada alibi untuk membenarkan suatu kesalahan... [caption id="attachment_132390" align="aligncenter" width="599" caption="Komentar seorang Kawan di Facebook"][/caption]

*   *   *

6. Salah Mencantumkan Link Dengan Jelas... Terakhir, pada 24 September lalu. Saya kembali dikagetkan oleh masuknya sebuah komentar di tulisan saya berjudul Manfaat Menulis di Kompasiana, Saling Berbagi Kebersamaan dan Menjalin Persahabatan... Kebetulan yang memberi komentar adalah seorang Senior di Kompasiana, sekaligus orang yang banyak memberikan pencerahan dalam tulisan saya, yaitu Pak Dwiki Setiyawan. Saat itu beliau mengingatkan bahwa pentingnya untuk mencantumkan sebuah sumber tulisan di foto yang saya pakai untuk ilustrasi. Memang sih saya mencantumkan sumbernya di sebuah tautan link, namun hanya pada profilnya saja, bukan terhadap isi sebuah link yang seharusnya saya pakai. [caption id="attachment_132410" align="aligncenter" width="475" caption="Ilustrasi Pencantuman sumber terperinci yang jelas diantara foto 1 dan 2."][/caption] Sebagai contoh pemuatan foto diatas: - Tampak foto 1 hanya memuat sumber profil penulis di Kompasiana. (Pak Dian Kelana) - Foto 2 memuat lengkap, sumber profil penulis dan juga link postingan yang fotonya saya pinjam. (http://hiburan.kompasiana.com/televisi/2011/09/11/spektakuler-peluncuran-kompas-tv/) Lalu, saya sempat bertanya kepada Pak Dwiki Setiyawan, kenapa harus mencantumkan sumber link tulisannya lagi, padahal sudah cukup dengan mencantumkan link profil penulis yang terkait. Dan jawaban beliau adalah: Sebab jika orang mau mengecek akan sulit membuka posting satu per satu. Langsung saja ditautkan/link ke posting Pak Dian Kelana di mana gambar itu ditampilkan. Soal gambar/foto ini nampak sepele. Namun justru di UU Hak Cipta, orang dapat dituntut jika mencomot begitu saja sebuah gambar tampa menyebutkan sumber aslinya

*   *   *

Hasil Diskusi saya tentang pencantuman sumber asal foto dengan Pak Dwiki Setiyawan: [caption id="attachment_132404" align="aligncenter" width="381" caption="Sharing yang sangat mencerahkan"][/caption]

* * *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun