Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Tidak Semua Polisi Berperilaku Kurang Baik

2 Januari 2012   16:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:26 1118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_152793" align="aligncenter" width="640" caption="Polisi saat bertugas mengamankan lalu lintas di jalan raya"][/caption] Beberapa hari belakangan ini, di ranah Kompasiana ramai tulisan mengenai kinerja Polisi yang akhir-akhir ini sangat mengecewakan. Mulai dari tragedi berdarah di Freeport, Mesuji, hingga yang belakangan Bima. Saat saya perhatikan, hampir semua dari dua puluhan tulisan mengenai Polisi, bernada negatif. Meskipun ada yang menulis positif, tapi sangatlah sedikit. Mungkin ini semua terjadi karena bayang-bayang kinerja Polisi di akhir tahun 2011 lalu yang kurang baik, hingga berdampak buruk pada citra mereka di mata masyarakat. Namun, tidak semua polisi yang berjumlah ratusan ribu personel itu adalah berkelakuan buruk. Masih banyak lagi yang kerjanya sungguh-sungguh melayani dan mengayomi masyarakat luas, tidak hanya segelintir pejabat atau perusahaan tertentu. Tentunya sangatlah tidak etis kalau kita sebagai masyarakat semuanya mencap buruk kinerja Polisi. Toh, mereka pun sudah berusaha semaksimal mungkin agar melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya. Harus rela kepanasan saat terik matahari, kedinginan hingga menggigil ketika hujan datang, menyamar berhari-hari sebagai pemulung saat hendak menangkap penjahat, rela diterjang peluru ketika berhadapan dengan penjahat dan siap sedia maut mengintai saat bertugas di jalan. Memang kita tidak memungkiri, dari banyaknya polisi itu, entah ada satu atau dua bahkan puluhan yang berkelakuan menyimpang. Tetapi bukan berarti kita harus menggeneralisasi bahwa kelakuan polisi itu tidak baik. Sebagai contoh, berapa banyak warga yang sangat berterima kasih kepada aparat kepolisian ketika mengetahui pelaku kejahatan, seperti teroris, perampok, pemerkosa, atau yang lainnya tertangkap. Atau saat ada sepasang suami istri yang sangat sumringah ketika tahu bayinya yang hilang dapat diketemukan kembali berkat kerja sama dengan polisi. Begitu juga ketika terjadi penculikan seorang bocah yang dimintai tebusan hingga milyaran rupaih. Dengan kesigapan polisi akhirnya aksi pemerasan itu dapat tertangkap. Lalu, bagaimana perasaan keluarga yang hampir kehilangan anaknya, tentunya sangat girang tak terhingga dan berterima kasih atas kinerja Aparat Kepolisian. Kemudian ketika tiga orang polisi di Sumatera Utara tewas akibat diberondong peluru saat sedang dinas, apa reaksi keluarga mereka saat tahu Ayah, Suami atau sanak keluarganya tewas dibunuh penjahat? Tak terbayangkan beratnya kerja sebagai seorang Polisi yang harus rela mempertaruhkan jiwa bahkan keluarganya sendiri. Memang sih apa yang dilakukan Aparat Kepolisian beberapa bulan belakangan ini sungguh mengecewakan masyarakat luas, tetapi perlu dicatat juga bahwa tidak mudah menjadi seorang Polisi. Kita bisanya hanya mencap buruk mereka, tidak mengetahui pergolakan batin dari seorang polisi itu. Baik saat dijalan maupun ketika sedang berkumpul bersama keluarga sendiri. Mungkin dalam sanubari mereka, Polisi itu bertanya, "kenapa saya sudah bertugas mati-matian mengamankan masyarakat, tapi tetap saja dihujat, dicaci dan dipandang remeh masyarakat. Padahal apa yang masyarakat tuduhkan itu, hanya untuk segelintir polisi saja, tapi imbasnya mengapa Kami semuanya yang kena?" Sebaiknya kita sebagai masyarakat, tidak hanya memvonis buruk kinerja Aparat Kepolisian saja apabila mereka sedang terpuruk. Justru, kita seharusnya memberikan dukungan dan semangat kepada mereka agar bisa bangkit dari keterpurukan itu. Ibarat pemain dari klub sepak bola yang sedang terdegradasi, kalau suporternya malah terus-terusan menghujat dan mencaci pemain itu, bagaimana dapat meraih promosi dan prestasi? Itu semua diperlukan dukungan dari berbagai elemen suporter yang menyemangati hingga akhirnya klub kesayangan mereka dapat meraih promosi kembali.

*   *   *

Lalu, apakah saya menuliskan postingan ini untuk membela Polisi semata? Tentu tidak. Adakalanya saya pun sangat kesal, ketika berhadapan dengan Polisi saat dijalan. Ditilang, damai, tilang, damai, adalah makanan sehari-hari saya selama ini. Belum lagi trenyuh melihat berita baik di televisi maupun media massa tentang tindak sewenang-wenang Polisi terhadap masyaraka. Tetapi sebagai bagian dari masyarakat, saya pun berusaha untuk melihatnya lagi dari berbagai sisi. Bagaimana kalau saya sendiri berperan sebagai polisi, apakah saya mampu mengemban tugas yang dahulu saya sering caci maki itu? Tentunya tidak semudah itu, karena semua sudah ada tugasnya masing-masing. Dan lagi, saya berusaha untuk memilih dan memilah saat melihat kinerja yang kurang baik dari pihak kepolisian, karena tanpa peran dari mereka, tentunya tidak mustahil negara ini akan kacau balau. Seperti kita, melihat orang main catur itu sangat lah mudah. Tinggal memberi saran untuk SkakMat lawan sambil berdiri dan melipat tangan memandangi papan catur. Namun ketika gantian kita sendiri yang duduk dan bermain catur, pastilah kita merasakan kesulitan yang sama bahkan lebih dibandingkan saat kita dengan enaknya memberi saran, komentar bahkan kritik. Begitu pun dengan aparat kepolisian yang sudah bertugas tak kenal lelah.

[caption id="attachment_152797" align="aligncenter" width="442" caption="Tugas berat Polisi saat mengamankan jalannya pertandingan sepakbola dari ulah suporter nakal"]

13255170741108746058
13255170741108746058
[/caption]

*   *   *

[caption id="attachment_152798" align="aligncenter" width="442" caption="Polisi juga senang berbaur dengan masyarakat luas"]

13255171141109227372
13255171141109227372
[/caption]

*   *   *

Foto: dokumen pribadi, sayangnya karena saya masih amatir, jadi tidak bisa mendapatkan foto saat Polisi sedang bertugas menangkap penjahat...

*   *   *

Djembatan Lima, 02 Januaari 2012 (23:10 wib) - Choirul Huda (CH)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun