Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Mirror] Bersekutu Dengan Setan

16 Desember 2011   04:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:11 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada awalnya, aku sama sekali tidak tahu menahu masalah yang mengenai Sandy selama ini. Sosok kawan sedari masa sekolah menengah dahulu, kini telah berubah drastis. Ia yang dahulunya introvert dan kurang suka bergaul, apalagi terhadap lawan jenis kini berbalik drastis.

Bahkan ia kini menjelma menjadi seorang playboy dikalangan kampus dan sekitarnya. Bak seorang Don Juan, yang selalu dikelilingi puluhan wanita cantik.

“rul, gw begini bukan karena kemauan diri gw sendiri. Namun alamlah yang membuat gw berubah hingga seperti ini, dan lo sebagai teman karib sejak kecil, jangan heran ya.Sebab beberapa bulan belakangan ini, semenjak gw kenal dengan yang namanya Latifa, kembang dari segala kembang yang ada di kecamatan ini. Sungguh memabukkan perasaan gw hingga ga bisa tidur berhari-hari.

Sampe akhirnya gw mengikuti anjuran lo, buat ngedeketin dia. Satu kali, dua kali, dan tiga kali...

Hanya jawaban, itu-itu saja yang gw terima.

Maaf San, lo tuh salah satu teman cowok yang paling baik dan juga meski kita belum dekat, tapi gw berasa lo adalah sahabat gw. Tapi sayang, untuk saat ini gw lebih memilih si Reva, bukan berarti dia anak seorang pejabat ataupun Ibunya yang seorang Pengusaha Batik terkenal. Tapi karena dialah yang lebih dulu meluluhkan dinginnya hati gw ini... Gw hanya dapat menjadikan lo sebagai Kawan dan Sahabat, toh kita tetap berteman kan.”

Cerita Sandy, kepadaku dengan mendongakkan kepalanya, mengingat cinta pertamanya yang ditolak mentah-mentah oleh pujaan hatinya itu. Kemudian ia tetap tersenyum seraya berkata, “tapi itu dulu rul. Empat bulan yang lalu, kini keadaan berbalik, bukan gw lagi yang mengejar-ngejar dia. Tapi justru dialah yang setiap hari mengejar gw.

Tapi sudah terlambat, gw udah bosan sama dia lagi. Ternyata gw baru sadar kalo cewek cantik dan manis itu tidak hanya dia seorang, dan gw pengen menikmati seluruh cewek yang ada di dunia ini. Ha ha ha”

Huuf, tawanya yang menyeringai, sungguh membangkitkan romanku.

Hampir saja jantung ini copot mendengar suara gelak tawa yang membahana itu, sungguh bukan Sandy yang kukenal dahulu...

***

Usai, pertemuan itu, aku dan dia jarang bertemu kembali karena kesibukan kami masing-masing. Sandy yang dahulu aku tahu hidupnya sederhana, dengan bekerja sebagai seorang pengawas di suatu Pabrik, kini aku mendengar melalui kabar angin, telah berganti menjadi gaya hidup yang hedonis. Mobil sedan keluaran Jerman dengan seri terbarunya, selalu dibawa-bawa kemanapun ia pergi, di dampingi dengan kawan perempuan yang selalu diajak serta di dunia malam.

Hingga pada tengah malam kemarin, tepat malam Jum’at kliwon, disaat hujan rintik-rintik membasahi bumi. Ponselku berdering, ketika aku melihat angka jarum jam, menunjukkan pukul 00:01 wib, tepat tengah malam.

Langsung aku angkat, dan mengucapkan salam, tetapi dari sana hanya terdengar teriakan yang menyayat hati dari suara yang akrab ku dengar.

“ruuuuuuuuuuuuuuuulll, toloooooooooonggg gww, sekaaarang makhluk itu maaau dataaaang menjempuuuuut. Ampuuuunn, tobaaaaat, sakitttttttttt.

Argggggghhhhhhhhhhhhh...”

Hingga terputus suara disana.

*  *  *

NB : Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju ke link Cinta Fiksi di sini

*  *  *

Djembatan Lima, 16 Desember 2011 (11:24 wib)

- Choirul Huda (CH)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun