Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Memetik Pelajaran dari Kematian 4 Tokoh Besar di Tahun 2011

2 November 2011   00:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:10 2434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Marco Simoncelli. Setelah SMA tahun 2003 lalu saya dikejutkan oleh tewasnya Dajiro Kato saat mengendarai motor Honda RC211V di GP Jepang dan benar-benar terpukul, karena saat itu sangat menggandrungi dunia balap (liar). Kini datang lagi berita yang tak kalah mengejutkan saat membaca mengenai tewasnya Marco Simoncelli di Kompasiana yang saat itu di posting oleh Ibu Yayat seorang penggila MotoGP dan juga Mbak Heny, warga negara Indonesia yang menetap di Italia. Awalnya sama sekali tidak begitu "ngeh" dengan kecelakaan Simoncelli yang langsung tewas di tempat kejadian. Namun karena santernya berita, akhirnya saya pun mahfum akan resiko balapan motor. Meski itu di ajang resmi sekalipun, namun yang namanya maut selalu mengintai. Apalagi saat saya menyaksikan tayangan ulang di salah satu stasiun TV, terlihat helm yang dipakai Simoncelli terlepas sesaat jatuh hingga ia membentur aspal... Padahal apa yang dikenakan oleh pembalap Moto GP itu adalah standar keamanan yang sangat tinggi. Namun kalau sudah ajal yang berkata, mau apa lagi. Dan, publik Italia pun kehilangan salah satu pembalap motor masa depannya. Saya sangat terharu saat membaca beberapa tulisan dari Mbak Heny yang meliput langsung di Italia. Dan, ini menjadi PR bagi pihak penyelenggara maupun pengelola sirkuit, agar tidak terjadi Simoncelli-Simoncelli lagi kedepannya... Untuk kita sendiri sebagai penggemar adu balap motor, menjadi mengerti bahwa faktor keamanan sangat penting dalam suatu balapan baik itu profesional maupun amatir, yaitu di jalan raya. Karena meskipun sudah memakai helm yang kokoh dan baju berlapis, tetap saja maut merenggut. Mirip dengan kelakuan anak remaja sekarang ini yang nekat trek-trekan di jalan raya, hanya demi sebuah gengsi. Apalagi belakangan ini saya sering melihat langsung maraknya terjadi balapan motor di jalanan yang sedihnya melibatkan anak remaja seusia 14 tahunan, seperti di Jalan KH. Mas. Mansyur atau daerah Kemayoran, Jakarta Pusat. Padahal, hanya nama kosong yang didapat, tidak sebanding dengan sebuah nyawa... [caption id="attachment_139554" align="aligncenter" width="586" caption="Foto ucapan belasungkawa untuk Marco diambil dari Kompasianer Heny (http://olahraga.kompasiana.com/balap/2011/10/26/perjalanan-terakhir-marco-simoncelli/)"][/caption]

*     *     *

[caption id="attachment_139560" align="aligncenter" width="573" caption="Saat Simoncelli terjatuh (http://www.automotive-information.com/chronology-of-news-about-marco-simoncelli-crash-and-death-in-motogp-sepang-malaysia-2011)"][/caption]

*     *     *

[caption id="attachment_139561" align="aligncenter" width="614" caption="Terpelanting hingga helmnya lepas (http://www.automotive-information.com/picture-photo-helmet-and-bike-marco-simoncelli-after-crash-and-death-in-motogp-sepang-malaysia-2011)"][/caption]

*     *     *

Sudut Roksi, 02 November 2011 (07:00 wib)

- Choirul Huda (CH)

____________________________________________________________________________________ Sumber: Kompas.com; Tribunnews.com; Antara; BBC; Wikipedia; Tulisan Kompasianer Mbak Heny. Note:JAS MERAH, Jangan Pernah Melupakan Sejarah... ____________________________________________________________________________________

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun