Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menulis (Fiksi) bagi saya itu, ibarat melihat Lukisan karya Van Gogh dan Seniman lainnya...

4 Maret 2011   16:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:04 980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menulis bagi saya adalah Hobi, tidak perduli bagus atau jeleknya tulisan. Yang terpenting adalah bagaimana kita mengapresiasikan hasil tulisan tersebut. Atau kritik pedas dan komentar negatif dari yang membaca hasil tulisan saya, toh itu untuk membangkitkan semangat saya dalam menulis, agar memperbaiki tulisan di kemudian hari...

Juga saya tidak begitu membedakan antara harus menulis fiksi atau menulis berita atau menulis kisah pengalaman. Bagi saya, sama saja. Titik.

* * *

Menulis bagi saya seperti melukis, inspirasi mengalir apa adanya tanpa dibatasi serta disekat yang namanya konsep.

Ibarat Vincent Van Gogh yang melukis “Bunga-bunga Iris” saat Ia masih di Rumah Sakit Jiwa sebelum ia meninggal. Juga ketika ia membuat lukisan menjiwai, melukis langsung saat para petani sedang memakan kentang dengan lahapnya, “The Potato Eaters”.

[caption id="attachment_93245" align="aligncenter" width="300" caption="lukisan asli beberapa petani yang sedang memakan kentang"][/caption] Menulis bagi saya seperti meraungkan gitar dengan sesekali memetik tali-tali senar hingga putus, demi mempersiapkan suatu lagu.

Sama juga saat Kurt Cobain menulis lirik “Rape Me”, salah satu lagu yang kontroversial dari Nirvana. Atau juga ketika Kurt Cobain hendak meledakkan kepalanya dengan senapan, ia menulis sebait puisi dalam suratnya yang berbunyi “lebih baik padam, daripada pudar…

Menulis bagi saya seperti juga gocekan Del Pierosaat ia meliuk-liuk membelah barisan pertahanan lawan, sebelum melepaskan satu serangan terakhir… dan Gol! Atau juga saat Ia mengukur arah mata angin dan jarak yang tepat dari si kulit bundar dengan posisi kiper yang salah langkah, hingga berbuah hasil akhir yang mempengaruhi pertandingan.

Menulis bagi saya seperti juga Rayuan maut Arjuna kepada Dewi Srikandi, seorang tokoh Ksatria Wanita dari Kisah Mahabharata. Padahal Arjuna telah mempunyai Dewi Sumbadra, tokoh wanita tercantik didunia, tetapi ia masih saja memperistri Srikandi yang terkenal keras kepala serta menjadi satu-satunya tokoh wanita yang ikut berperang di medan Kurusetra.

Menulis bagi saya seperti juga kecerdasan dan kehebatan Oey Yok Su, tokoh silat yang dijuluki sebagai “Sesat Timur”. Pendekar silat karya Novelis terkenal Jin Yong. Oey Yok Su terkenal akan kepintarannya dalam berpikir yang terbalik dan mempunyai ilmu yang sangat ditakuti dalam rimba persilatan karena sifatnya yang nyeleneh dan tidak suka mengikuti aturan. Tapi ia ikut turut menyelamatkan Benteng Kota Siangyang dari Invasi Bangsa Mongol.

Menulis itu bagi saya seperti juga melihat kegigihan serta kontroversi dari Pak Pramoedya Ananta Tour, tokoh yang sangat saya kagumi karena meskipun berada di pengasingan Pulau Buru, tetapi masih sempat untuk menelurkan karya-karya terbaiknya, seperti Manusia Bumi. Bagi saya pribadi, beliau adalah salah satu Penulis Fiksi terbaik yang ada di Kolong Langit...

[caption id="attachment_93247" align="aligncenter" width="300" caption="menulis fiksi itu idenya dari mana saja, bisa dari rumah, jalanan atau toilet..."]

12992542851209530104
12992542851209530104
[/caption]

* * *

Itu hanya sepenggal kiasan atas kekaguman saya terhadap beberapa tokoh terkenal diatas. Karena Inspirasi dari menulis itu mengalir apa adanya tanpa dibatasi serta disekat yang namanya konsep. Sebab, pemikiran itu terkadang bisa datang kapan saja, entah dirumah, dijalanan, dikantor bahkan ketika kita berada di Toilet…!

…datang bagaikan mengalirnya air

pergi laksanan siliran angin

entah darimana asalnya

entah dimana tujuannya…

__________________________________________________________________________________________

Foto Lukisan Kentang : Wikipedia Sumber Tulisan : Wikipedia dan Majalah Rolling Stones Sumber Puisi : Penggalan Novel "Kisah Membunuh Naga" __________________________________________________________________________________________ Tulisan - tulisan lainnya yang terkait: - Suka dan Duka selama Bekerja di Tambang Batubara III (Seminggu di Tengah Samudera Lepas) - Catatan Ringan Choirul Huda I - Menulis itu mudah? Kata siapa... Kisah Ibuku yang Dibantu Insulin untuk Melawan DiabetesPutri yang Ditukar (sinetron yang membosankan tetapi sangat ditunggu kehadirannya?) Suka dan Duka selama bekerja di Tambang Batubara II (Batubara = BArang TUhan BAgi RAta???)Suka dan Duka selama bekerja di Tambang Batubara I (sebuah sisi lain Kehidupan)Suka dan Duka selama bekerja di Tambang Batubara IV (Parang itu hampir mendarat di kepalaku!) - Suka dan Duka selama bekerja di Tambang Batubara V ( Suara - suara aneh dari sumur tua) Dragon Ball, kenangan akan masa kanak-kanak yang terlupakan Ah... Ternyata mereka tidak mengenal Kompasiana (Polling kecil-kecilan tentang Internet dan Telekomunikasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun