Namun, apa daya. Sebab, realita di lapangan berbanding terbalik. Jangankan untuk mencegah terjadinya balap liar. Sekadar lewat pun, petugas keamanan  seperti enggan. Itu tidak hanya terjadi di Harmoni saja. Melainkan juga beberapa kawasan lainnya di ibu kota yang saya perhatiakan dalam sebulan terakhir seperti di depan pemakaman Karet, Tanah Abang. Lalu, di Kemayoran, Daan Mogot, Latumenten (Grogol), Senayan, hingga Jalan Pemuda.
Jadi, harus sampai kapan pihak yang berwajib bisa menghentikan maraknya balap liar di Jakarta. Sebab, selain kerap menimbulkan korban jiwa bagi si pembalap itu sendiri, juga sangat membahayakan pengendara lainnya. Misalnya ketika ada pengendara motor atau mobil lewat langsung disoraki kerumunan penonton akibat mengganggu jalannya "pertandingan" antar pembalap. Hanya, giliran pembalap liar itu ada yang kecelakaan, maka penonton yang menyaksikannya pun bubar. Yang menolong? Paling-paling hanya keluarga atau orang terdekat yang membawanya ke rumah sakit dan... Polisi!
* Â Â Â * Â Â Â *
Referensi:
- Divisi Humas Polri
- Polisi Siap Dikoreksi
* Â Â Â * Â Â Â *
Artikel Terkait:
- Ketika Kawasan Istana jadi Arena Balap Liar
-Â Waspadai Jalur Maut Sepanjang Jembatan Tiga-Grogol
-Â Balap Liar, Sensasi Mengejar Gengsi Di Balik Maut
-Â Menyaksikan Balapan Bajaj yang Unik di Jakarta
-Â Waspadai Tingkah Laku Anak saat di Jalan Raya
-Â Mau Dibawa ke Mana Aksi Nekat Suporter Kita?
-Â Kucing-kucingan Antara Pengendara dan Penjaga Jalur Busway
-Â Tidak Semua Polisi Berperilaku Kurang Baik
- Benarkah Polisi Segan dengan Dosen, Tentara, dan Wartawan?
- Pengalaman Sehari di Mabes Polri
- Ketika Polwan Beraksi di Atas Moge
-
* Â Â Â * Â Â Â *
- Jakarta, 18 April 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H