Tanggal 3/5/2014 saya menulis artikel berjudul; "Jokowi, Anda Tidak Berpihak Kepada Buruh Outsourcing!". Dalam artikel tersebut saya membandingkan janji-janji Prabowo Subianto dengan 'janji' Jokowi saat memperingati Hari Buruh tanggal 1/5/2014.
Tanggal 5/5/2014 saya menulis kembali artikel berjudul; "SBY, Jika Cinta Rakyat, Dukunglah Jokowi". Dalam artikel tersebut saya berharap SBY dapat memberikan warisan yang berharga bagi rakyat Indonesia dengan cara menempatkan diri di posisi yang benar yaitu bersama dengan keinginan sebagian besar rakyat Indonesia, Â memenangkan Jokowi menjadi Presiden RI.
Hari ini, 7/5/2014, akhirnya SBY (tersirat) mendukung Jokowi menjadi Presiden RI. Seperti pernyataan SBY saat wawancara di kanal Partai Demokrat, SBY menyatakan tidak akan mendukung capres yang janji-janjinya membahayakan (NKRI), tetapi akan mendukung capres yang menjanjikan perubahan yang baik dan tidak muluk-muluk.
Walau tidak secara jelas capres siapa yang dimaksud oleh SBY janji-janjinya membahayakan, tapi dari hasil wawancara tersebut, yang dinyatakan oleh SBY bahwa ada capres yang menjanjikan saat kampanye pileg kemarin, akan me-nasionalisasi-kan seluruh aset-aset negara yang 'diambil' oleh asing, kemudian akan mengembalikan UUD '45 sebelum adanya amandemen.
Dari pernyataan SBY tersebut, dapat kita pahami siapa capres yang dimaksud, yaitu Prabowo Subianto (PS). Jika SBY tidak mendukung PS, apakah mungkin akan mendukung (jika tidak ada perubahan) ARB? Rasanya juga tidak akan jika SBY menggunakan hati dan berpihak kepada rakyat, atau mungkin akan mendukung capres dari hasil konvensi partai demokrat? Rasanya juga jauh dari mungkin.
Artinya hanya tinggal satu capres saja, yaitu Jokowi yang akan didukung oleh SBY, menjadi masalah adalah hubungan Megawati dengan SBY tidaklah harmonis, ini mengakibatkan komunikasi politik di antara dua partai menjadi tersendat hingga kini.
Megawati sudah menunjukkan kenegarawannya dengan memposisikan dirinya bersama rakyat, yaitu mendukung Jokowi untuk menjadi presiden melalui PDIP. Kita harapkan kembali, setelah hari ini SBY membuat pernyataan yang menyejukkan, SBY juga dapat menunjukkan sifat kenegarawan dengan menyampingkan gengsi dan ego diri.
Walau SBY saat ini Presiden RI, tidak ada salahnya SBY mendahului untuk berkomunikasi dengan Megawati untuk menyatakan dukungannya terhadap pencalonan Jokowi menjadi Presiden RI, SBY lakukan saja hal ini atas nama rakyat Indonesia, artinya atas dasar cinta SBY terhadap rakyat Indonesia.
Jika SBY mau lakukan hal ini, saya meyakini, rakyat Indonesia yang sangat pemaaf, akan memaafkan 'dosa-dosa' yang telah dilakukan (dalam anggapan rakyat Indoensia) SBY dan Partai Demokrat selama 10 tahun ini. Dampaknya pasti akan baik untuk SBY dan Partai Demokrat dalam pemerintahan baru nanti, utamanya dalam kenangan rakyat Indonesia bahwa SBY memang mencintai rakyatnya.
Semoga dalam hari-hari ke depan, hal-hal yang baik bagi negeri ini dan rakyat Indonesia makin menjadi jelas. Silahkan saja para petualang-petualang politik berjumpalitan membuat rencana-rencana demi kekuasaannya, tetapi bagi para pemimpin yang masih mempunyai hati demi negeri dan rakyat Indonesia, melakukan hal yang baik dan benar dengan cara tidak makin menyakiti hati rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H