Mohon tunggu...
Roe Ardianto
Roe Ardianto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Roe Ardianto

Mempunyai satu istri yang baik, mempunyai satu anak yang baik dan ingin tetap menjadi manusia yang baik.....

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Imam Besar" Dijadikan Korban (Siapa?)

16 Desember 2020   17:58 Diperbarui: 16 Desember 2020   18:05 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walau sudah bisa diprediksi, tetapi rasanya janggal jika pada akhirnya sang "imam besar" tiba-tiba mau dengan sukarela tanpa perlawanan, menyerahkan diri kepada pihak kepolisian.., ada apa ya? Apalagi jika dikaitkan dengan tewasnya enam orang yang kabarnya sebagai pengawal.., sepertinya sangat tidak berarti nyawa yang harus dibayar oleh orang yang melindunginya dan tewas, jika pada akhirnya sang "imam besar" harus dengan sukarela tanpa perlawanan menyerahkan diri, kepada pihak kepolisian yang berniat mencari dan menangkapnya.


Banyak pihak mengatakan.., kalau endingnya hanya menyerah, kenapa tidak kooperatif saja sejak awal dipanggil pihak kepolisian, tanpa harus ada yang kehilangan nyawa sia-sia, dan banyak argumen lain yang merasa janggal dengan perubahan dratis sikap sosok yang dipanggil sang "imam besar" ini. Selain argumentasi, banyak juga spekulasi yang muncul atas penyerahan sukarela ini.., dari yang mengira sudah kehilangan dukungan dari para sahabat sesama pemimpin ormas lain, yang tidak ingin terlalu jauh terseret dalam kasusnya terhadap TNI dan POLRI.., yang mengira kumpulan bohir tidak mau mengeluarkan dana pengerahan massa agar sang "imam besar" tetap terkesan melawan TNI-POLRI.., yang mengira karena alasan keselamatan keluarga.., hingga yang mengira jika sang "imam besar" tetap melawan, maka perintah tegas kepolisian adalah; "tindak dengan keras".

Apapun argumentasi dan spekulasi yang berkembang.., nyatanya adalah saat ini sang "imam besar" sudah menyerahkan diri dan ditahan.., dari sisi keamanan dan keselamatan, memang cara ini yang paling jitu diambil, tanpa harus dikejar-kejar pihak kepolisian, sambil menata ulang barisan pertahanan seperti mengajukan penangguhan penahanan, mengajukan pra peradilan, juga memainkan cara tekanan massa dari pengikutnya di beberapa daerah, disertai membangun narasi kezaliman yang dilakukan Pemerintah terhadap sang "imam besar" ini atas penahanannya.

Kemungkinan besar, penyerahan diri dengan sukarela kepada pihak kepolisian bukanlah tanpa perhitungan.., tetapi memang sudah dipersiapkan skenarionya, yaitu tetap melawan tetapi langsung dari dalam wilayah musuh, dengan jaminan keamanan dan keselamatan yang mau tidak mau mesti diberikan oleh pihak kepolisian karena ada di penahanannya.., hebat sekali jika benar skenarionya seperti itu, siapa yang memberi ide brilian seperti itu? Apakah pihak kepolisian akan mudah 'dikadali' dengan cara seperti itu? kita lihat saja nanti dari reaksi-reaksi yang terjadi, buntut dari penahanan sang "imam besar".., yang jelas saat ini mulai muncul dan terdengar, di beberapa daerah dan tempat, adanya aksi sekelompok massa yang menuntut pembebasan sang "imam besar".

Penggerudukan dan penyerangan kantor-kantor kepolisian disertai ancaman-ancaman verbal, juga tindakan teror sudah dilakukan.., bahkan kemungkinan akan terjadi penyerangan langsung terhadap aparat kepolisian yang menggunakan seragam sebagai bentuk penekanan terhadap institusi kepolisian. Permintaan penangguhan penahanan yang pastinya akan diajukan, juga pengajuan pembelaan pra peradilan yang kemungkinan akan dilakukan.., bagaimana nanti pihak kepolisian merespon dan mengantisipasi, semua tindakan ancaman dan teror yang saat ini sudah dilakukan, apalagi jika benar terjadi penyerangan langsung kepada aparat kepolisian berseragam.., bagaimana pihak kepolisian nanti bersikap atas usaha pengajuan penangguhan penahanan.., dan bagaimana nanti hasil dari keputusan pra peradilan jika memang diadakan.

Jika ternyata pihak kepolisian tidak mampu mengantisipasi semua bentuk ancaman dan teror yang terjadi, apalagi sampai terjadi penyerangan kepada aparat kepolisian berseragam.., kemudian karena tekanan akhirnya mengabulkan permintaan penangguhan penahanan.., apalagi kemudian keputusan dari pra peradilan memenangkan gugatan.., maka semua ini adalah jawaban bahwa ternyata benar, institusi kepolisian berhasil 'dikadali' oleh sang "imam besar" bersama bohirnya, sekaligus merontokkan semua argumentasi dan spekulasi yang berkembang saat ini.

Jika terjadi sebaliknya, pihak kepolisian dibantu TNI mampu mengantisipasi bahkan menindak balik secara tegas semua bentuk ancaman dan teror yang terjadi.., pihak kepolisian mampu menolak tegas permintaan penangguhan penahanan.., dan pihak kepolisian mampu memenangkan gugatan pra peradilan, kemudian melanjutkan proses hukum hingga vonis hukuman.., maka terbukti bahwa institusi kepolisian adalah profesional dan tidak bisa 'dikadali', sekaligus juga membenarkan argumentasi dan spekulasi lain, bahwa sang "imam besar" sedang dikorbankan.

Untuk apa dikorbankan dan untuk siapa dikorbankan? titik awal masalah sang "imam besar" adalah kerumunan di bandara, kerumunan di petamburan, kerumunan di tebet, kerumunan di mega mendung.., bukankah sudah ada korban untuk kerumunan tersebut? pencopotan dua Kapolda dan dua Kapolres di lingkungan POLRI.., mutasi dan rotasi pejabat di bawah Gubernur di pemerintahan daerah DKI Jakarta.., lalu bagaimana dengan tanggung jawab dari seorang Gubernur DKI Jakarta yang katanya sudah dipanggil oleh pihak kepolisian, diperiksa hampir 10 jam untuk menjawab 33 pertanyaan? bagaimana hasil pemeriksaan tersebut, apa kelanjutan dan hasilnya?

Jadi.., jika akhirnya hanya dua Kapolda dan dua Kapolres yang dicopot, hanya rotasi dan mutasi pejabat terkait di bawah Gubernur DKI Jakarta yang sudah dilakukan.., tetapi sang Gubernur DKI Jakarta tetap melenggang bebas dan tersenyum dengan (m)anis(nya).., maka terjawab sudah, sang "imam besar" untuk apa dikorbankan dan untuk siapa dikorbankan.., tapi.., apakah sang "imam besar" mau hanya sekedar untuk dikorbankan?

Bagaimana menurut sahabat pembaca? silahkan berikan komentar dan penilaian untuk konten tulisan ini.., penulis juga mengundang sahabat pembaca untuk menonton versi videonya yang menarik di kanal YT, silahkan klik disini untuk menonton.., kunjungan sahabat pembaca sangat penulis harapkan dan nantikan, terimakasih untuk dukungan sahabat pembaca semua, salam...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun