Dalam merencanakan dan mengelola program yang berdampak pada murid dilakukan dengan menggunakan pendekatan inkuiri apresiatif model BAGJA, dengan terlebih dahulu memetakan aset atau sumber daya sekolah, dan mengembangkan aset atau potensi yang bisa dikembangkan untuk merencanakan program sekolah yang berdampak pada murid.
Modul 1.4. Budaya Positif menjelaskan Lingkungan yang mendukung perkembangan potensi, minat dan profil belajar murid terutama kekuatan kodrat pada anak-anak. Ibarat petani, guru hendaknya dapat mengoptimalkan sumber daya lingkungan yang positif dan mengembangkan budaya positif agar anak-anak dapat tumbuh sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman dan mendukung program yang berdampak pada murid.
Modul 2.1 Pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid menjelaskan bahwa guru dapat menggunakan pembelajaran berdiferensiasi untuk memberikan layanan pembelajaran yang berpihak pada murid. Pembelajaran berdiferensiasi ini merupakan solusi atas beragamnya karakteristik dan kecerdasan murid. Sebelum merencanakan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru hendaknya melakukan pemetaan terhadap kebutuhan belajar, minat dan profil belajar murid.Â
Modul 2.2 Pembelajaran emosional dan sosial mengasah kemampuan guru untuk mengembangkan kompetensi sosial pada diri murid. Teknik kesadaran diri (mindfulness) menjadi strategi pengembangan lima kompetensi sosial emosional melalui program yang berpihak pada murid dan mewujudkan merdeka belajar dan budaya positif di sekolah.
Modul 2.3, Coaching untuk supervisi akademik mengasah  teknik atau strategi seorang pemimpin pembelajaran untuk menuntun dan menggali potensi orang lain, bisa rekan guru atau murid. Coaching juga memberikan keleluasaan anak-anak berkembang dan menggali proses berpikir.Â
Dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid, coaching dapat digunakan sebagai strategi untuk mengembangkan sumber daya murid, mengembangkan kepemimpinan murid, menggali potensi murid untuk mencapai tujuan belajarnya.
Modul 3.1 Pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan seorang pemimpin memberi pengalaman pada guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan secara bijak, yaitu keputusan yang berpihak pada murid.Â
Dasar, prinsip, paradigma atau nilai dalam pengambilan keputusan harus konsisten, terutama berkaitan dengan dilema etika atau bujukan moral. Â Dalam pengelolaan program yang berdampak positif pada murid, prinsip tersebut sangatlah relevan untuk diterapkan.
Modul 3.2 Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya memberikan bekal bagi guru sebagai pemimpin pembelajaran maupun pengelola program sekolah untuk dapat memetakan dan mengidentifikasi aset-aset yang ada di sekolah, baik aset fisik maupun non fisik.Â
Pendekatan berbasis aset/kekuatan (asset based thinking) akan lebih dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh sekolah sebagai komunitas belajar, dibandingkan dengan pendekatan berbasis masalah/kekurangan (deficit based thinking). Paradigma berpikir harus melihat sisi positif yang dimiliki oleh sekolah. Dengan berfokus pada aset yang dimiliki, maka pengelolaan program yang berdampak pada murid dapat terencana dengan baik.
Modul 3.3 Pengelolaan program yang berdampak positif pada murid menjelaskan bahwa pengembangan sekolah dengan memanfaatkan 7 aset atau modal yang dimiliki, yaitu modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/alam, modal finansial, modal politik, modal agama dan budaya.Â