Peluang sektor dalam pariwisata merujuk pada potensi dan kesempatan yang ada dalam berbagai bidang pariwisata untuk menghasilkan keuntungan, pertumbuhan, dan kemajuan. Â Ini mencakup berbagai aspek, mulai dari jenis wisata, destinasi, layanan, produk, hingga pengembangan infrastruktur dan sumber daya manusia.
Pariwisata juga sebagai penyumbang pelestarian alam Konvensi Keanekaragaman Hayati (The Convention on Biological Diversity/CBD) mendefinisikan keanekaragaman hayati sebagai variabilitas di antara organisme hidup dari semua sumber termasuk, antara lain, ekosistem darat, laut, dan perairan lainnya serta kompleksitas ekologi yang menjadi bagiannya, ini termasuk keanekaragaman dalam spesies, antar spesies dan ekosistem. Pariwisata bisa menjadi ancaman bagi konservasi; namun dalam semakin banyak kasus, pariwisata memberikan manfaat bagi konservasi dan memberikan insentif ekonomi bagi mereka yang berada di industri pariwisata, terutama masyarakat lokal, dan untuk melindungi keanekaragaman hayati. Karena didasarkan pada kenikmatan lingkungan alam dan budaya, pariwisata dapat dimotivasi untuk dilindungi sehingga perlu melakukan peningkatan kesadaran dan edukasi kepada konsumen melalui jalur distribusi yang luas dan memberikan insentif ekonomi untuk perlindungan habitat.
Adapun manfaat dalam bidang ekonomi komunitas dan destinasi yaitu Pariwisata dapat membawa investasi dan peluang kerja ke suatu destinasi dan pariwisata juga dapat mendatangkan investasi dalam infrastruktur dan layanan sektor publik. Serta pariwisata adalah basis ekonomi penting bagi banyak negara termiskin di dunia, serta pendapatan devisa, lapangan kerja, dan dana untuk pembangunan. Adapun Praktik pariwisata berkelanjutan yang merupakan upaya agar Pariwisata mampu berkontribusi pada kesejahteraan ekologi, Ekonomi dan sosial di semua destinasi. Selain itu, daya saing bisnis pariwisata juga terkait dengan seberapa baik kinerja suatu destinasi dibandingkan dengan yang lain. Misalnya, bagaimana profil pariwisata suatu destinasi dibandingkan dengan yang lain, bagaimana destinasi tersebut bersaing dalam harga atau kualitas, atau sejauh mana destinasi tersebut mengukir ceruknya sendiri untuk membedakannya dari destinasi lain. Adapun manfaat lainnya yaitu sebagai Peluang usaha lokal baru dan penguatan ekonomi, Penciptaan pekerjaan yang layak, daya tarik wisata dan penciptaan pasar, daya tarik investasi terkendali, Jejaring usaha dan pajak pendapatan.
Setelah banyak manfaat yang telah di paparkan di atas, suatu destinasi atau pariwisata juga memiliki suatu tantangan dalam pelaksanaan nya. Yang dimana, tantangan dalam mengembangkan sektor pariwisata adalah pada pola pikir masyarakat dan pemerintah yang tidak menyadari dampak negatif aktivitas pariwisata. Pembangunan dan pengembangan sektor pariwisata diindikasikan akan berdampak pada berbagai aspek, tidak hanya berdampak pada aspek sosial, budaya, ekonomi namun juga berdampak pada aspek ekologi seperti polusi air, polusi udara, polusi suara, dan kerusakan bentang alam maupun pemandangan alam tradisional. Namun juga ada tantangan yang berasal dari kondisi alam seperti masalah musim dan cuaca.
Adapun tantangan yang harus dideteksi dalam mengelola suatu destinasi terdiri dari :
1.Masalah musiman (seasonal characteristic), dalam industri pariwisata, dikenal adanya musim-musim tertentu, seperti misalnya high season, dimana kedatangan wisatawan akan mengalami puncaknya, tingkat hunian kamar akan mendekati tingkat hunian kamar maksimal dan kondisi ini akan berdampak meningkatnya pendapatan bisnis pariwisata. Sementara dikenal juga musim low season di mana kondisi ini rata -- rata tingkat hunian kamar tidak sesuai dengan harapan para pebisnis sebagai dampaknya pendapatan industri pariwisata juga menurun hal ini yang sering disebut problem seasonal.
2.Enclave tourism (kebocoran pariwisata), Kebocoran pariwisata secara luas didefinisikan sebagai hilangnya devisa dan biaya tersembunyi lainnya yang berasal dari kegiatan terkait pariwisata. Istilah kebocoran menunjukkan adanya kurangnya kebermanfaatan ekonomi yang disebabkan kurangnya kontrol atas kinerja sektor pariwisata. Adapun kategori kebocoran ekonomi pariwisata yang harus dipertimbangkan yaitu Kebocoran eksternal (external leakages), Kebocoran internal (internal leakages) dan Kebocoran impor dan kebocoran ekspor, serta Kebocoran tidak terlihat (invisible leakages)
3.Kapasitas sumber daya manusia
4.Ancaman keanekaragaman hayati
5.Pembiayaan infrastruktur (infrastructure cost) dan Inflasi
6.Ketergantungan ekonomi (economic dependence)