Mohon tunggu...
RODEA NURHASANAH
RODEA NURHASANAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya lebih suka membaca daripada menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pengalaman di Pondok Pesantren

11 November 2024   10:03 Diperbarui: 11 November 2024   10:20 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Banyak anak yang pada masa remajanya tidak mau untuk dipondokkan dikarenakan pandangan mereka yang buruk tentang pondok, namun berbeda dengan saya, saya sangat ingin mondok dan sekarang saya sudah melewati 6 tahun dipondok beserta suka dan dukanya.

Banyak yang sudah saya lewati saat sedang menuntut ilmu di pondok Qomaruddin Bungah Gresik. Menurut saya mondok tidaklah seberat yang saya bayangkan, semua terasa lebih cepat dan lebih mudah ketika kita menemukan sosok teman yang selalu ada disamping kita. Saya termasuk seorang yang pendiam, tidak mudah mendapatkan teman, sulit bergaul juga, tetapi saya dapat menemukan teman yang selalu men-support saya disaat banyak hal buruk yang saya lewati. Sukses selalu untuk kalian dan jangan pernah putus asa maupun patah semangat teman.

Banyak juga suka duka yang saya lewati semasa bersekolah, saya bersekolah di SMA Assaadah Bungah Gresik. Disekolah saya menemukan 3 orang teman dari berbagai tempat, ada yang berada di pondok yang berbeda dan ada juga yang tidak mondok, kita sering berbagi cerita saat diluar sekolah ataupun didalam sekolah. Saat ini kita sudah memulai kehidupan kita masing-masing ada yang berkeliaran dan bekerja. Mungkin sekarang kita sudah sangat jarang berkomunikasi, tetapi saya tidak akan pernah melupakan mereka, banyak kebaikan yang mereka berikan terhadap saya, mereka yang selalu mendengarkan keluh kesah saya. Sukses selalu untuk kalian teman-temanku dan terimakasih atas semua yang kalian berikan untukku.

Kehidupan dipondok sangat menyenangkan, hal yang paling saya tunggu adalah sholat berjamaah, berdiniyah, dan saat bulan ramadhan. Saya pernah mendapatkan juara 1 saat berdiniyah di kelas sadis, tidak banyak hal uang saya lakukan tetapi bisa mendapatkan juara tersebut, banyak teman-teman saya yang tidak menyangka saat yang dipanggil adalah nama saya, begitupun juga saya, saya merasa kaget tapi juga ada senangnya. Tidak banyak orang yang mampu menyelesaikan diniyah sampai dengan kelas sadis, tetapi saya dan teman-teman saya dapat menyelesaikan bersama-sama.

Hal yang paling saya nantikan adalah ketika bulan ramadhan. Kita adalah keluarga dan semua kita lakukan bersama-sama. Kita sahur, berbuka, mengaji ramadhan bersama sehingga saya tidak merasa berat karena harus berpuasa di pondok. Saat mengaji kita tidak diperbolehkan tidur, karena saat kita akan liburan ramadhan kitab-kitab tersebut akan selalu diperiksa kelengkapannya, saat mengaji malam kita sering membawa kopi diam-diam agar tidak diserang mengantuk yang membuat kita kita harus (menembel) kitab tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun