Pada dasarnya, di era serba teknologi sekarang ini sudah tidak ada alasan lagi buat guru untuk tidak menulis. Jika alasannya adalah kemampuan menulis (skill writing) maka itu salah besar karena guru adalah profesi yang selalu berhubungan dengan dunia tulis-menulis dalam kesehariannya termasuk ketika menyusun rencana pembelajaran, mempersiapkan bahan ajar yang menarik minat siswa, merangkum materi untuk semakin mudah dipahami siswa, membuat jadwal belajar sampai membuat lembar hasil evaluasi para siswa.
“Ah saya tidak tahu harus menulis apa, dimana dan bagaimana caranya?”. Pernyataan tersebut yang harus segera dipatahkan. Karena setiap hari guru menyelesaikan bahan ajarnya kepada siswa bukankah jika bahan ajar tersebut disusun secara baik lalu disajikan kembali dalam bentuk yang lebih menarik akan dapat membuat siswa semakin semangat dan mudah memahaminya. Namun jika alasannya adalah ketidaktahuan tentang media untuk menulis maka itu juga kurang tepat karena menulis bisa dimana saja mulai dari media cetak (buku) hingga media elektronik (blog). Sekarang ini penerbit buku ada dimana-mana dan siapapun bisa menuangkan pemikirannya melalui tulisan. Yang lebih menyenangkan lagi sekarang ini ada media elektronik yaitu blog yang bisa secara gratis dibuat untuk tujuan pembelajaran kepada siswa. Guru bisa menyampaikan berbagai informasi mulai dari jadwal, bahan ajar, konsultasi, membahas soal dan lain-lain pada sebuah blog pribadinya tanpa harus bertatap muka langsung dengan siswanya. Blog dapat diakses oleh siswa kapanpun dan dimanapun selama terhubung dengan internet.
Dan jika alasannya adalah tidak percaya diri maka ini paling tidak masuk akal karena guru setiap hari berhadapan dengan murid, para guru, kepala sekolah, orangtua bahkan masyarakat dimana guru dipercaya, diyakini pendapat dan pemikirannya. Itu artinya guru adalah profesi yang bisa diandalkan dalam keadaan apapun di sekolah maupun dalam bermasyarakat. Selama hasil pemikirannya baik dan bermanfaat, guru layak didengarkan baik secara lisan maupun tulisan.
Teknologi kerap disebut ‘pisau bermata dua’ namun jika dimanfaatkan secara tepat tentu akan sangat bermanfaat, efisien dan efektif terutama sebagai alat pembelajaran. Semua ide, gagasan dan pemikiran siap ditampung untuk disebarluaskan ke seluruh penjuru tanpa batasan. Guru adalah seseorang yang diyakini memiliki berbagai ide, gagasan dan pemikiran yang menakjubkan. Dengan memadukan ketiga hal tersebut ditambah dukungan berbagai teknologi informasi rasanya sangat memungkinkan hadirnya seorang guru untuk mengajar dan membimbing siswa dalam situasi apapun.
Lalu, apa pentingnya guru menulis? bukankah dengan mengajar di kelas, menjadikan murid pintar, menjadi guru yang baik, dan memberi manfaat bagi masyarakat itu sudah cukup? Tidak cukup! Guru dituntut lebih dari semua itu, karenanya guru harus menulis.
Inilah 10 alasan pentingnya guru menulis :
1.Guru adalah pendidik dan pengajar
Secara harfiah, guru sebagai pendidik dan pengajar adalah yang paling umum diketahui oleh masyarakat. Meskipun pada dasarnya mendidik dan mengajar itu tidak hanya sebatas menunaikan bahan ajar di sekolah melainkan bertanggungjawab juga terhadap akhlak hingga peserta didiknya dewasa kelak. Dalam hal inilah guru harus menulis karena peserta didik tidak hanya harus cerdas secara intelektual tetapi juga emosional dan spiritual. Guru dapat menyampaikan berbagai pesan moral dalam berbagai tulisannya. Tulisan tersebut akan semakin luas tersampaikan jika dibuat dalam bentuk buku ataupun ditulis dalam blog.
2.Guru adalah pembimbing
Dalam berbagai hal, siswa biasanya membutuhkan guru sebagai pembimbingnya. Agar jika bingung, ada guru tempat bertanya dan mencari solusi. Untuk inilah guru harus menulis, segala permasalahan yang mungkin dihadapi siswa dalam kesehariannya baik di sekolah maupun di luar sekolah, bimbingan dari guru sangat diperlukan untuk menuntun siswa berjalan di arah yang benar. Tulisan guru yang bisa dibaca, diakses dan direnungi kapan saja untuk dibaca siswa tentu akan sangat membantu jika sewaktu-waktu terjadi sesuatu pada siswa. Guru harus menulis karena guru memiliki tanggungjawab profesi terhadap seluruh pemangku kepentingan. Menulis berarti mengabadikan setiap ilmu untuk bisa dipelajari dan dipakai kapanpun dan dimanapun oleh siapapun.
3.Guru adalah panutan
Jika guru menulis maka siswa pun akan menulis. Guru adalah contoh bagi siswa. Dalam hal ini, menulis adalah hal yang baik dan positif sehingga penting untuk dilakukan oleh guru. Selain itu juga dapat membantu siswa menjadi seorang penulis yang baik, guru yang menulis tentu akan menjadi pilihan siswa untuk dijadikan panutan dalam menulis yang baik. Itu artinya guru memiliki kemampuan lain selain mengajar secara formal di sekolah.
4.Guru adalah agen perubahan
Saat ini guru disebut juga seorang agen perubahan. Guru yang menulis berarti siap membagikan ide, gagasan dan pemikirannya kepada siapapun untuk sebuah perubahan yang positif. Guru yang menulis adalah guru yang peka terhadap keadaan dan perubahan. Itulah sebabnya penting bagi seorang guru untuk menulis. Siswa akan memandang guru sebagai sosok yang up to date terhadap isu-isu terkini manakala guru berhasil memberikan respon dan kritik atas apa yang terjadi saat ini terutama jika terkait isu dalam dunia pendidikan.
5.Guru adalah inspirator
Siswa memerlukan seseorang sebagai inspiratornya. Guru adalah orang yang tepat sebagai sumber inspirasi para siswa. Karena guru yang menulis berarti penuh dengan inspirasi. Dalam tumbuhkembangnya siswa membutuhkan guru yang tidak hanya bisa mengajar bahan pelajaran tetapi juga menebar inspirasi dalam berbagai hal termasuk di luar bidang keilmuannya. Berbagi wawasan dan pengetahuan umum melalui tulisan sehingga siswa dapat mendapatkan ilmu baru setiap harinya meski tidak bertatap muka langsung.
6.Guru adalah innovator
Guru yang menulis adalah guru yang inovatif. Karena jika guru menulis itu artinya sang guru sedang berusaha menciptakan sebuah inovasi dalam mengajar dan mendidik siswa. Tidak harus bertatap muka, melalui tulisan yang dipublikasikan lewat media pun guru bisa membagikan berbagai ilmu yang dimilikinya.
7.Guru adalah creativator
Profesi guru tidak hanya melulu mengikuti bahan ajar dan target kelulusan siswa. Guru dituntut untuk lebih dari sekedar itu. Guru kreatif adalah guru yang menulis. Menulis memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan berbagai ide, kreasi dan ilmu yang dimilikinya untuk disebarkan ke seluruh penjuru dan dituangkan tidak hanya dalam bentuk bahan ajar yang berisi kata-kata yang formal dan baku namun juga dalam bentuk buku, cerita, artikel, infografis sehingga lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa.
8.Guru adalah penentu kemajuan suatu bangsa
Keberhasilan dan kemajuan suatu bangsa tidak terlepas dari karya generasi muda. Guru yang menulis hal yang baik dan positif itu sama dengan guru sedang memberi energi positif pada siswa. Generasi muda yang tumbuh dari sebuah energi positif tentu akan bertumbuh menjadi anak bangsa yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga berakhlak mulia, berbudipekerti karena diberi suntikan berupa energi positif melalui tulisan-tulisan sang guru. Guru memiliki tanggungjawab yang besar terhadap kemajuan bangsa yang diukur dari tingkat keberhasilan generasi muda dalam menjawab semua permasalahan bangsa.Karena itulah guru harus menulis guna mencerdaskan kehidupan bangsa.
9.Guru adalah enabler
Guru mestinya membuat siswa menjadi lebih mudah dalam memahami berbagai ilmu yang ada. Guru juga seharusnya membuat siswa menjadi siswa yang berpikir efektif dan efisien dengan pemanfaatan teknologi yang ada seperti sekarang ini. Guru yang menulis sangat mungkin membuat siswa lebih mudah dan cepat dalam memahami berbagai hal sehingga siswa menjadi pro aktif dalam berbagai kegiatan dalam rangka meningkatkan kualitas diri agar berprestasi di mata dunia.
10.Guru adalah evaluator
Dengan menulis berarti guru sedang meningkatkan kemampuan dirinya. Menulis membuat guru semakin memperkuat bidang keilmuannya. Karena menulis sama halnya dengan mengikat ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya. Dengan menulis guru juga sedang membuka kembali pemahamannya dan mengembangkannya dengan lebih mudah. Menulis membuat guru menjadi seorang evaluator yang baik dimana setiap saat guru dapat mengoreksi bilamana ada sesuatu hal yang perlu diperbaiki dalam mengajar siswa termasuk dalam isi dari bahan ajar yang disampaikan di sekolah. Setiap ada kekurangan dari bahan ajar, cara atau metode mengajar terdahulu maka guru yang menulis dengan baik tentu akan mudah memperbaikinya karena telah menyimpan semua informasi dengan baik melalui tulisan. Perbaikan akan terjadi secara terus-menerus hingga pendidikan di Indonesia semakin baik.
Kunci agar guru dapat terus menulis adalah berlatih menulis. Berlatih menuangkan ide, gagasan dan pemikirannya ke dalam bentuk tulisan. Menulis memang tidak dipelajari secara formal dalam perkuliahan namun dapat dipelajari dengan banyak membaca, mendengar dan melihat sehingga guru menjadi lebih mudah dalam menuangkan apa yang ada di benaknya. Sekali lagi, berlatih dan teruslah berlatih. Saat ini bahkan ada pelatihan-pelatihan untuk menulis baik menulis buku maupun di blog bagi guru-guru di Indonesia. Pelatihan-pelatihan tersebut sangat dianjurkan untuk diikuti guna memperbanyak ilmu dan meningkatkan kemampuan menulis guru di media cetak maupun elektronik seperti blog.
Profesi guru bukan sekedar dipandang mulia di mata agama dan masyarakat tetapi juga ini masalah tanggungjawab kepada Tuhan. Guru yang baik tentu akan berusaha sebaik mungkin dalam memperlihatkan kemampuan dan tanggungjawabnya terhadap kemajuan bangsa. Demikian halnya dengan menulis, bukan sekedar membuat guru dikenal di masyarakat karena tulisannya bagus namun juga penting untuk turut mencerdaskan kehidupan bangsa. Inilah cita-cita bangsa yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 yang menjadi salah satu tugas guru dimana guru adalah tonggak keberhasilan bangsa. Itu jugalah yang dilakukan oleh pendiri Tanoto Foundation, Bapak Sukanto Tanoto bersama Ibu Tinah Tanoto. Ada salah satu misi Tanoto Foundation yang berbunyi ‘mengembangkan dan menerapkan program-program inovatif’. Saya ingin memberikan masukan kepada beliau melalui Tanoto Foundation untuk membuat Gerakan Guru Indonesia Menulis (GERGULIS) dan Gerakan Guru Blogger Indonesia (GERGUBI). Dua program inovatif yang dapat menjadi media belajar dan berlatih menulis bagi guru-guru di Indonesia agar mampu memanfaatkan teknologi informasi yang ada, guna meningkatkan kemampuan para guru dalam menuangkan ide, gagasan dan pemikirannya melalui tulisan agar dapat mewujudkan salah satu tujuan Negara yaitu ‘mencerdaskan kehidupan bangsa’.
Program tersebut dapat diselenggarakan paling tidak dua kali dalam setahun artinya jika berjalan dengan baik para guru minimal memiliki 2 buku yang diterbitkan dalam setahun atau setidaknya guru sudah menjadi seorang guru blogger yang terpercaya karena kualitas dan konsistensinya menulis di blog. Semakin aktif guru menulis di blog maka akan semakin meningkat pula kemampuan guru dalam menulis. Kalau di dunia selebriti kita mengenal istilah ‘seleblog’ (selebriti blogger) maka seharusnya dalam dunia pendidikan Indonesia kita juga mengenal ‘gurublog’ (guru blogger).
Guru harus menulis, untuk mengabadikan setiap ilmu yang dimilikinya agar kekal dan dapat dinikmati serta dipakai oleh siapapun di bumi pertiwi ini. Apapun medianya, guru yang menuangkan keilmuannya dalam bentuk tulisan akan jauh lebih bermanfaat dibandingkan dengan guru yang tidak menulis. Percayalah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H