Indonesia Negara Terdermawan di Dunia, Benarkah?

Perjalanan panjang Indonesia dengan usia kemerdekaan ke-77 di tahun 2022 ini telah membawa kita pada citra positif di mata dunia. Meski beberapa tahun terakhir ini, kita dan dunia tak pernah habis dengan pemberitaan covid-19, kita mampu bangkit dan terus berupaya bangkit dari keterpurukan ekonomi. 

Saya masih ingat, tahun 2020 lalu, saya menjadi saksi dari banyaknya pedagang kaki lima dan pelaku UMKM di daerah saya yang gulung tikar alias bangkrut. Rasa prihatin yang luar biasa, biasanya sepanjang jalan saya menemukan banyak jajanan khas dan jajanan lain yang sekitar rumah tinggal, namun masa itu hanya rasa sepi yang saya rasakan. Ya, saya kehilangan mereka. 

Tahun demi tahun dilalui, kita masih bersama di negeri yang kita cintai ini. Meski beberapa masih merasa sulit untuk bangkit, tapi beberapa lainnya turut menopang dan menguatkan untuk saling bantu. Saya melihat betapa warga negara Indonesia masih memiliki semangat yang kuat untuk ikut menolong yang membutuhkan. 

Percaya atau tidak, tapi dunia mengakui Indonesia sebagai negara terdermawan di dunia. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 1.

Indonesia memimpin dengan angka 68 % diikuti oleh negara lainnya seperti Kenya, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Myanmar, Republik Sierra Leone , Kanada, Zambia, Ukraina. Berdasarkan data itu, beberapa diantaranya memang merupakan negara maju namun ada juga yang bukan. Justru tahun 2021 lalu dimana covid-19 masih ikut merajai dunia, Indonesia justru menjadi negara terdermawan di dunia. Ini adalah kebaikan, dan saya melihat Indonesia sebenarnya berisi orang-orang baik yang sangat peduli pada kesusahan orang lain.

Hal yang paling mengejutkan adalah, tingginya nilai keterdermawanan Indonesia itu ternyata disebabkan oleh zakat. Bagi negara dengan mayoritas penduduk Islam di dunia, memang hal tersebut dinilai wajar. Di sisi lain, kita patut bersyukur berarti tingkat partisipasi masyarakat di Indonesia dalam membayar zakat tetap tinggi meskipun kondisi ekonomi sedang morat marit ketika itu. 

Hal itu didukung oleh penelitian yang saya lakukan sendiri, dimana terbukti meskipun tinggal dalam daerah dengan zona merah, masyarakat tetap memiliki perilaku berzakat yang tinggi, bahkan semakin tinggi frekuensinya (Napitupulu, 2021). Selengkapnya hasil riset tersebut dapat dibaca pada link berikut ini https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/jei/article/view/2370.

Ini menjadi berita baik yang membanggakan bagi kita penduduk Indonesia. Saya yakin bahwa kita masih dan akan terus dapat berbagi kepada sesama dalam keadaan apapun. Karena kita adalah bangsa yang memiliki rasa berbagi yang nyata. Bukan hanya sekedar  kata saja namun kita dan predikat "terdermawan di dunia" adalah bukti kebesaran hati setiap kita. Mari terus berbagi dan kita bersama-sama menuju Indonesia Maju 2045 dengan kedermawanan yang melekat pada diri kita.

Referensi

https://www.cafonline.org/about-us/publications/2022-publications/caf-world-giving-index-2022