Mohon tunggu...
Rodame Napitupulu
Rodame Napitupulu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

Seorang ibu, memiliki tiga orang anak, senang menulis dan ingin berbagi melalui tulisan. Kini berprofesi sebagai Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan. Salam sehat dan sukses selalu.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Commuter Line : The Best Choice for Urban Transport and Urban Mom

4 Desember 2015   06:31 Diperbarui: 4 Desember 2015   08:04 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore itu, pengguna jasa KRL Jabotabek memadati stasiun, sebagian bahkan rela berdesak-desakan demi ikut masuk ke dalam gerbong kereta yang diinginkannya. Nyawa bahkan menjadi taruhannya. Tidak sedikit yang terluka karena memaksakan diri masuk ke dalam gerbong yang sudah penuh itu sehingga jumlah oksigen di dalam gerbong pun mulai berkurang, mereka yang berdiri mulai sulit menjaga keseimbangan begitu juga yang mendapatkan kursi di dalam gerbong mulai ikut merasakan gesekan demi gesekan akibat sesaknya pengguna kereta saat itu. Saya adalah satu diantaranya, yang hanya bisa diam, sesekali mengerutkan kening dan melipat wajah karena tidak tahu harus protes pada siapa dan harus bagaimana lagi. Ini risiko saya sebagai pengguna jasa KRL Jabotabek. Face it! Cuma itu yang bisa saya lakukan setiap hari ketika harus bekerja pulang-pergi Bogor-Jakarta, pagi dan sore.

Sampai suatu ketika sebuah perubahan besar terjadi pada dunia perkerataapian Jabodetabek. Saya sungguh merasa kesulitan dengan berbagai perubahan tersebut. Sampai-sampai saya bertanya berulang kali pada petugas yang melayani pembelian karcis. Berhenti di stasiun ini kemudian naik lagi yang jurusan ini kemudian ini dan itu. Saya sukses kelabakan. Terkadang perubahan dianggap musuh karena seringkali dinilai menyusahkan bukan memudahkan. Namun sebenarnya, perubahan itu penting menuju perbaikan. Meski awalnya saya sulit mengikutinya namun lama-kelamaan terbiasa juga dan akhirnya malah ikut mengajari pengguna KRL lainnya yang masih kebingungan.

Saya adalah satu dari pengguna setia KRL Jabotabek yang kini berubah nama menjadi KRL commuter line Jabodetabek. Kapanpun akan ke Jakarta atau sekitarnya, saya lebih memilih menggunakan kereta tersebut, bukan yang lain. Alasannya sederhana, saya mengejar kecepatan, ketepatan dan kenyamanan. Sejak ada KRL commuter line Jabodetabek, saya merasa seperti tertolong. Jam yang tepat waktu saat berangkat membuat saya bisa memperkirakan akan tiba di tujuan pukul berapa. Saya bahkan bisa tiba di tujuan lebih awal berkat ketepatan waktu berangkat dan tiba. Tempat duduk yang nyaman, lantai yang bersih dan udara yang sejuk menambah kenikmatan saya ketika menggunakan jasa KRL commuter line Jabodetabek.

[caption caption="Stasiun Duren Kalibata Salah Satu Tujuan KRL Commuter Line (Dok.Pri)"][/caption]

Saya masih ingat betul waktu itu, saya bersama anak saya yang masih batita, bertujuan ke Jakarta Kota. Anak saya yang sedang lincah-lincahnya benar-benar tidak bisa diam selama di dalam gerbong. Dia berlarian kesana-kemari seolah-olah gerbong kereta itu arena bermainnya. Pengguna commuter line lainnya ikut tersenyum dengan tingkahlakunya, sambil sesekali menegurnya karena kuatir jatuh atau menabrak orang yang sedang lalu lalang. Entah kenapa, saya tidak kuatir sedikitpun ketika anak saya berlarian atau bermain di dalam gerbong. Adanya petugas keamanan di tiap gerbong berhasil melenyapkan rasa kuatir dan takut saya. Meski mereka tegas namun cukup bertoleransi dengan kelakuan anak-anak yang masih batita. Apalagi saya tidak tinggal diam, saya pun ikut mengawasi anak saya agar jangan sampai mengganggu kenyamanan pengguna jasa KRL commuter line lainnya.

[caption caption="Commuter Line Peduli pada Hak Perempuan (Dok.Pri)"]

[/caption]

Sebagai pemberi layanan jasa transportasi darat KRL commuter line Jabodetabek sangat memikirkan hak urban mom yang memiliki batita seperti saya ini. Kami diberikan tempat duduk prioritas sama seperti ibu hamil, lansia dan difabel (different ability). Saya merasa tersanjung atas perhatian khusus KRL commuter line Jabodetabek tersebut. Meskipun tak jarang tempat duduk prioritas tersebut diisi oleh pengguna lainnya yang sehat dan segar-bugar bukan dari keempat golongan yang saya sebutkan tadi. Saya rasa petugas keamanan yang memiliki inisiatif tinggi tersebut sudah cukup tegas menegur mereka. Namun lagi-lagi ini masalah kesadaran pengguna KRL commuter line Jabodetabek itu sendiri yang masih kurang dalam menghargai peraturan yang ditetapkan oleh pihak manajemen commuter line Jabodetabek.

[caption caption="Commuter Line Pilihan Urban Mom yang Memiliki Batita (Dok.Pri) "]

[/caption]

Pengalaman naik KRL commuter line Jabodetabek yang sangat berkesan adalah ketika saya berada di gerbong umum bukan gerbong khusus wanita. Waktu itu saya melihat di gerbong wanita sudah penuh akhirnya saya yang terbiasa masuk di gerbong khusus wanita mau tidak mau memberanikan diri masuk ke gerbong umum. Awalnya ragu, namun karena harus berangkat saya pun masuk ke gerbong umum tersebut. Saya kaget seketika karena begitu saya masuk, petugas keamanan langsung menyapa saya dan membawa saya dan anak yang saya gendong ke tempat duduk prioritas. Petugas keamanan di gerbong tersebut bahkan meminta pengguna lainnya untuk memberi jalan agar tidak menghalangi saya menuju tempat duduk prioritas. Petugas keamanan tersebut juga meminta mereka yang menempati tempat duduk prioritas namun sehat dan bukan dari keempat golongan tersebut untuk bergeser dan menyediakan tempat untuk saya dan anak saya. Waktu itu rasanya hati saya malayang, senang dan bahagia sekali diperlakukan bak 'ibu suri'-permaisuri. Saya sangat berharap semua petugas keamanan di tiap gerbong bisa melayani pengguna jasa KRL commuter line Jabodetabek seperti itu, terutama bagi mereka yang diprioritaskan. Wajah yang ramah, tindakan yang tegas dan cekatan dalam menangani suatu masalah. Petugas keamanan yang seperti itu ikut menambah kepuasan saya menggunakan jasa KRL commuter line Jabodetabek. Sampai saat ini, saya tidak bisa melupakan pelayanan dari petugas keamanan di gerbong umum tersebut. Sangat berkesan!

[caption caption="Petugas Keamanan Siap Siaga di Tiap Gerbong Commuter Line (Dok.Pri)"]

[/caption]

Saya juga pernah berdiri menggendong anak saya yang batita di dalam gerbong khusus wanita, ketika akan berangkat ke acara blogger yang diadakan Kompasiana, berhenti di stasiun Tanah Abang dan menyambung kereta menuju stasiun lainnya yang berlokasi dekat dengan kantor Kompas. Karena memang sudah penuh. Saya memang tak menegur mereka yang mengisi tempat duduk prioritas karena setelah saya amati, tempat duduknya memang diisi oleh ibu-ibu hamil dan lansia. Saya memilih berdiri saja, karena merasa stasiun yang saya tuju juga tidak begitu jauh, hanya 2 stasiun lagi. Namun, keramahan dan kebaikan pengguna commuter line lainnya, sebelum ditegur oleh petugas keamanan, ibu-ibu yang duduk di dekat saya reflek berdiri dan mempersilakan saya duduk bersama anak yang saya gendong. Alhamdulillah, selalu saja ada pengguna KRL commuter line yang baik hati di dalam gerbong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun