Mohon tunggu...
Rocky Saputra
Rocky Saputra Mohon Tunggu... -

Seorang wni yang sipit,meminjam istilah ahok.

Selanjutnya

Tutup

Politik

When the stakes are so high....

6 Juli 2014   08:09 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:17 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sepertinya tidak ada yang istimewa, ketika koran Jakarta Post menyatakan Tidak Netral , dan memilih berpihak kepada Capres Jokowi.

Tidak sedikit yang mungkin berpikir bahwa ini hal yang BIASA.

Melihat pemberitaan dari tv RCTI,majalah Sindo, dan seluruh media milik MNC grup , selalu berisi segala hal baik perihal capres no 1. Media yang dimiliki Bakrie grup (tvOne dll), juga tidak kalah “baiknya” didalam memberikan segala kabar baik , mengenai capres no urut 1 tersebut.

Untuk mengingatkan, MNC Grup dimiliki Hary Tanoesoedibjo (HT), yang merupakan penyokong capres no 1. Sedangkan Bakrie Grup dimiliki oleh keluarga Aburizal Bakrie, yang merupakan ketua umum Golkar dan pendukung capres no 1.

Kedua grup media ini , selalu mengupayakan memberikan berita yang baik untuk capres no 1, dan melakukan sebaliknya untuk capres no 2, bahkan sampai dikaitkan dengan PKI (Partai Komunis Indonesia.

Disisi lain Metro TV juga memberitakan apa yang baik mengenai capres no 2 , sambil menohok capres no 1. Metro TV Grup dimiliki Surya Paloh(SP), pemimpin partai Nasdem, dan anggota koalisi pendukung capres no 2

Jadi apa yang istimewa dengan Jakarta Post (baik printed ataupun online edition) yang menyatakan mendukung capres no 2 secara terbuka?

Yang membedakan , bahwa sejauh ini TV ataupun media elektronik milik HT, Bakrie dan Surya Paloh selalu memposisikan diri sebagai media yang netral.  Mereka “berusaha” menjauhkan diri dari pilihan politik para pemilik. Hasilnya tentu tidak lebih dari pencitraan, karena sulit menganggap mereka netral didalam pemberitaan.

Sedangkan Jakarta Post (JP) menyatakan Secara TERBUKA, bahwa mereka mendukung Jokowi ,namun berjanji tetap berusaha menerapkan kaedah jurnalistik dengan benar.

Ini MENARIK, karena grup JP tidak berafiliasi ke ParPol manapun. Kenapa tiba tiba mendukung?

Silahkan liat editorial mereka yang berjudul Endorsing Jokowi.

“There is no such thing as being neutral when the stakes are so high….” , mengawali penjelasan mereka.

JP melihat mereka tidak mungkin di posisi Netral, ketika yang dipertaruhkan adalah sesuatu yang Penting dan mempunyai efek yang Besar.

Selebihnya tentu Jelas, yaitu singkatnya mereka mendukung Jokowi. Untuk jelasnya anda bisa mengunjungi website JP.

Jakarta Post bukan harian abal-abal dan sudah 30an tahun hadir. Tentu ada alasan yang membuat mereka memutuskan ini.

Salah satu alasan yang perlu digarisbawahi adalah track record dan pandangan capres serta cawapres no urut 1.

Kasus HAM, dukungan kelompok garis keras, politik transaksional yang sudah dimulai merupakan sebagian alasan yang dikemukakan oleh JP, untuk mendukung Jokowi dan tidak malu malu MENYATAKANNYA.

Apakah ada kepentingan dibalik semua ini ? Pasti ada. Tetapi ini merupakan hal yang wajar dan tidak diharamkan. Namun kepentingan untuk JP tentunya lebih kecil dibandingkan MetroTV , yang sejauh ini tidak pernah terbuka bahwa mereka mendukung Capres no urut 2.

Ini mungkin berkaitan dengan undang undang ataupun peraturan pemerintah , sehingga semua media elektronik milik pengusaha pendukung capres urutan 1 ataupun 2 , tidak mau mengakui terang terangan mereka mendukung salah satu calon. Bila mana ada UU/PP, maka semua grup media tersebut bisa dikatakan berbohong ketika mengaku Netral.

Akhirnya, Pilihan JP untuk mendukung Jokowi secara terbuka adalah hal yang perlu diapresiasi, karena mereka jujur dan tidak berbohong dengan mengaku netral.

Sebagai penutup, marilah kita renungkan secara cermat dan cerdas ALASAN Jakarta Post untuk tidak netral.

Bilamana anda pikir alasan yang dikemukakan adalah omong kosong, itu adalah hak anda. Namun ingatlah,bahwa kita memilih Presiden Indonesia. Bilamana memilih pekerja dirumah saja ,kita tidak nyaman bila sang pekerja pernah terlibat masalah kekerasan, apakah anda akan berpikir berbeda didalam memilih Presiden.

Bilamana anda pikir alasan JP adalah benar dan masuk akal, maka pilihlah capres dan cawapres no urut 2 yaitu Jokowi dan JK pada pilpres 9 Juli 2014.

Siapapun yang menang Pilpres, kita harus menghormati. Namun kalau anda salah pilih, maka anda ikut andil membelokkan negara ini ke jalan yang SALAH.

Jangan Ragu untuk Membuat Indonesia Hebat .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun