Mohon tunggu...
Rocky Saputra
Rocky Saputra Mohon Tunggu... -

Seorang wni yang sipit,meminjam istilah ahok.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Survei Abal-abal Menbahayakan Indonesia

10 Juli 2014   14:40 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:46 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Pelaksanaan Pilpres hari ini suasana cukup kondusif , dan kemudian tiba saatnya Quick Count ditampilkan di media elektronik TV.


Saya coba menghindari TV TV yang beraffiliasi dengan para Capres. Saya memilih TransTV group.
Mereka mengambil data dari Kompas TV dan juga dari badan Survei yang lain. Setelah itu dikabarkan bahwa Jokowi dan JK adalah pemenang Pilpres 2014.


Setelah itu ada Pernyataan dari Presiden Terpilih (setidaknya versi Badan Survei Terpercaya)

Hasil Quick Count berkaitan dengan Pilpres hari ini, menimbulkan kebingungan yang merugikan masyarakat.

Mayoritas Media Elektronik mempertanyakan kualitas Quick Count yang dipergunakan pihak Capres urutan no 1, dan dimuat di TVOne dan MNC Grup , yang memenangkan Capres Prabowo.Mengingatkan saja, bahwa TVOne adalah milik Bakrie, dan MNC Group milik Harry T.

Keduanya adalah Konglomerat Media penyokong Prabowo.Secara cepat saya mencoba mencari tahu kualitas keempat lembaga Survei tersebut, yangmana memenangkan Prabowo, maka diketemukan informasi sebagai berikut :

1. LSN (Lembaga Survei Nasional) : Pada Pemilu 2009 silam, saat itu LSN bilang Gerindra bakal jadi partai nomor tiga dengan angka 15,6 persen. Tapi ternyata hasil pemilunya cuma sepertiganya, (Link :http://pemilu.okezone.com/read/2014/06/12/568/997986/hasil-survei-lsn-dipertanyakan )

2. Puskaptis : Pada Pemilu Pilpres 2009 Tim SBY-Boediono menilai rekam jejak Puskaptis di dunia persurveian terbukti sering meleset.(http://m.news.viva.co.id/news/read/68886-beberapa_hasil_survei_puskaptis_meleset)

3. JSI (Jaringan Suara Indonesia) : Berkaitan dengan Pilkada Gubernur DKI 2012 , dalam survei terakhir JSI yang digelar 28 Juni-2 Juli 2012 itu, Jokowi-Ahok hanya memperoleh dukungan 15,8 persen suara,sedangkan Foke-Nara meraih dukungan hingga 49,6 persen suara. Hasil ini nyatanya berbanding terbalik dengan hasil quick count JSI yang menunjukkan Jokowi-Ahok meraup 41,97 persen suara, sementara Foke-Nara 34,42 persen suara. ( http://metro.news.viva.co.id/news/read/334861-survei-quick-count-beda--jsi-akui-ada-anomali )

4. IRC (Indonesia Research Center) : Ahli komunikasi politik dari Universitas Indonesia, Ade Armando, mengatakan "IRC (Indonesia Research Center) itu milik Harry Tanoesudibyo .. Jadi ada interest-nya sehingga hasilnya tidak bisa dijadikan pegangan,"(http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/07/08/269591452/Jangan-Percaya-Banyak-Lembaga-Survei-Dadakan)

Disisi lain Hasil Quick Count dari SMRC (Saiful Mujani Research&Consulting), CSIS-Cyrus, Indikator Politik Indonesia,Litbang Kompas , RRI, PolTracking, Lingkaran Survei Indonesia dan Populi Center menyatakan bahwa Jokowi dan JK adalah Presiden dan Wakil Presiden terbaru.

Mengenai kredibilitas badan badan survey tersebut,yang menyatakan Jokowi-JK sebagai pemenang, sejauh ini dapat dipercaya, dan anda dapat mencari sendiri informasinya bilamana tidak percaya.

Yang uniknya lagi, adalah Sikap SBY.Presiden SBY mempunyai sikap yang berbeda menanggapi hasil hitung cepat terhadap hasil pilpres.
Padahal, di Pileg April lalu, SBY langsung mengucapkan selamat kepada partai pemenang quick count berdasarkan hasil survei SMRC.(http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/07/09/211713/2632831/1562/ini-penjelasan-petinggi-pd-soal-beda-sikap-sby-terhadap-hasil-quick-count)

Pada masa genting seperti ini, seorang pemimpin, harusnya konsisten dan tidak membiarkan rakyat didalam ketidakpastian.
Namun sayangnya, kita hanya bisa berharap.
Mari kita kawal hasil ini. Selama ini hasil Quick Count memberikan hasil yang tidak berbeda jauh , bahkan cenderung sama, dengan hasil resmi KPU.
Saya berpikir, ini hanyalah taktik kubu no 1 untuk dapat bernegosiasi dengan kubu pemenang, sehingga tetap mendapatkan benefit/”kursi” di Pemerintaha.
Namun bagaimanapun, ini bukanlah sikap yang seharusnya ditunjukkan oleh Capres dan Cawapres Indonesia.
Semoga Pak Jokowi dan Pak JK dapat menjalankan amanah sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia dengan baik dan benar.


#Salam2Jari

#menolakLupa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun