Kentheng Songo adalah nama dari salah satu puncak gunung yang terdapat di Jawa Tengah yaitu Gunung Merbabu. Pada saat musim yang tepat untuk pendakian, gunung ini memberikan panorama alam yang sangat indah nan megah. Karena dari puncaknya kita bisa melihat puncak-puncak gunung lainnya seperti Merapi, Lawu bahkan Sindoro dan Sumbing. Gunung yang memiliki ketinggian 3142 MDPL ini menjadi favorit bagi para pendaki yang masih pemula karena trek yang tidak terlalu sulit dan tidak terlalu tinggi pula. “Sebelum tahun 2005 jalur pendakian melalui wekas ini bisa mencapai 2000 pendaki pada saat tahun baru atau perayaan 17 agustus, namun sekarang mengalami penurunan. Sekarang hanya mencapai sekitar 400 pendaki saja pada momen-momen tersebut”, ujar Maryono penjaga basecamp pendakian Gunung Merbabu jalur wekas.
Jalur pendakian menuju Puncak Kentheng Songo sebenarnya tidak hanya satu, namun terdapat 4 jalur yang lazim digunakan para pendaki untuk menuju puncak kentheng songo. Jalur wekas merupakan salah satu jalur yang paling sering digunakan oleh para pendaki pemula dibandingkan jalur selo, cunthel dan thekelan karena terdapatnya trek yang tidak terlalu berat dan adanya mata air yang terletak di pos II sehingga pendaki tidak perlu membawa air lebih banyak.
Perjalanan menuju puncak kentheng songo dapat ditempuh selama 6 jam perjalanan (normal) dari basecamp pendakian. Setiap melakukan pendakian, para pendaki diwajibkan melapor pada basecamp pendakian agar apabila terjadi hal yang tidak diinginkan dapat di evakuasi oleh tim SAR secara cepat.
Salah satu rumah yang dijadikan basecamp pendakian ini rumah Pak Maryono (40), rumah ini menjadi basecamp sekaligus tempat untuk melakukan izin pendakian dan tampat singgah sementara para pendaki yang akan naik. Pada basecamp ini para pendaki biasanya melakukan istirahat setelah perjalanan jauh dari kota asal dan memesan makanan untuk mengisi perut yang kosong.
Jalur wekas ini memiliki 3 pos, dari basecamp menuju pos 2 dengan ketinggian 1952 MDPL biasanya ditempuh dengan waktu sekitar 4 jam dengan melalui ladang-ladang sayur milik warga dan pos 1. Trek yang dilewati dari basecamp menuju pos 2 cukup menanjak dan melewati hutan pinus. Biasanya para pendaki mendirikan camp pada pos 2 ini. Karena selain tempatnya yang luas di sana para pendaki juga dapat memenuhi kebutuhan airnya pada mata air yang ada di pos 2. Para pendaki menginap semalam di sini kemudian dilanjutkan keesokan harinya menuju puncak dengan meninggalkan barang-barang tanpa membawa tas carier agar lebih ringan.
Trek dari pos 2 menuju ke pos 3 hampir serupa dengan trek sebelumnya hanya sedikit bebatuan dan lebih licin, mendekati pos 3 terlihat tanaman-tanaman edelweiss yang tumbuh memperindah nuansa Gunung Merbabu. Pos 3 ini sering disebut oleh para pendaki dengan Lawang Angin karena tempatnya yang terletak antara dua punggungan sehingga angin yang melewati tempat tersebut cukup kencang. Setelah melewati pos 3 kemudian para pendaki melanjutkan perjalanan melewati punggungan-punggungan bukit dengan trek yang lebih menanjak pula. Kemudian akan mencapai Jembatan Setan yaitu sebuah jalur yang terdapat di salah satu puncak punggungan dengan trek yang dilewati sebelah kanan dan kirinya tebing yang sangat curam dan berbahaya. Setelah itu trekking menuju puncak Kentheng Songo dengan trek yang sangat terjal dan licin. Estimasi waktu keseluruhan yang diperlukan untuk menuju puncak Kentheng Songo dari pos 2 kurang lebih sekitar 2 jam perjalanan.
Dari puncak Kentheng Songo terbentang pemandangan yang sangat megah. Dari sana terlihat puncak-puncak gunung di sekitarnya menjulang tinggi di atas awan. Konon katanya apabila orang-orang yang memiliki ilmu dapat melihat bebatuan yang menerupai lesung berjumlah 9 buah. Namun orang-orang normal, hanya mampu melihat 4 buah saja. Maka dari itu puncak Gunung Merbabu ini disebut Puncak Kentheng Songo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H