Sobat Kompasiana semua, pernah gak sih kalian menggunakan mode fashion asli indonesia dengan gambar dan corak khas daerah masing-masing, ya itu adalah batik yang sering digunakan dalam acara resmi dan sejenisnya. Batik adalah seni serat lilin dalam meendesain gambar. Teknik ini digunakan untuk menunjukkan metode tertentu dalam menerapkan desain berwarna pada bahan kain. Metode ini digunakan untuk menutupi bagian tertentu dari desain yang ditentukan dengan suatu bahan utama, biasanya lilin cair, sehingga kain di bawahnya mempertahankan warna aslinya sementara bahan tersebut dipengaruhi oleh pewarna yang diberikan pada kain tersebut.
Sejarah Batik Nusantara
Batik diambil dari bahasa Jawa yaitu kata 'ambatik' berarti menandai dengan bintik-bintik atau titik-titik. Dalam arti yang lebih luas, itu berarti menggambar, melukis atau menulis. Tidak ada kata seperti itu yang ditemukan dalam bahasa Jawa kuno, jadi kita dapat menyimpulkan bahwa batik adalah kata yang asalnya cukup baru.
Batik adalah seni kuno yang telah dibawa sampai saat ini dan bertahan selama ribuan tahun. Pembuatan batik ini dipraktekkan di negara-negara seperti Indonesia, Timur Tengah, Thailand, Afrika, Malaysia, India, Cina, Filipina, dan negara-negara lain. Asal usul batik secara pasti tidak diketahui, tetapi secara luas umum di pulau Jawa, Indonesia. Diyakini, ketika seni membatik pertama kali dipraktikkan di Jawa, batik hanya dimiliki oleh keluarga kerajaan dan orang kaya.
Orang Eropa adalah yang pertama mempelajari seni ini. Mereka mempelajarinya dan memperkenalkannya di negara mereka sendiri. Beberapa negara seperti Jepang, India, Cina dan Afrika memiliki gaya dan interpretasi tersendiri terhadap seni ini. Orang India mulai menggunakan teknik ini untuk menerjemahkan ide-ide mereka sendiri ketika mereka menyadari pentingnya bentuk seni ini.
Metodologi Pembuatan Batik
Untuk mengembangkan produk ini fokus utama diberikan pada kreativitas dan transformasi teknik tradisional dan gaya desain batik ke gaya dan pola kontemporer serta eksperimen dengan mencampur pola teknik yang berbeda dan inspirasi dari tempat yang berbeda.
Tujuan
Seorang seniman batik kontemporer yang mempunyai pabrik sendiri biasanya memiliki akses ke bahan dan alat yang sesuai. Karena persyaratannya sedikit, seseorang hanya perlu menggunakan bahan dan alat yang terbaik dalam hal kualitas. Dengan ketekunan dan pengembangan keahlian, seniman/perancang dapat menikmati nilai unik yang ditawarkan media ini untuk ekspresi diri.
Tradisi dan Perkembangan
Di India pusat utama batik saat ini adalah di bagian tenggara dataran tinggi Deccan dan Pantai Coromandel. Metode tradisional digunakan di Deccan tenggara di mana batik dikombinasikan dengan pewarnaan dan lukisan. Pena yang digunakan untuk waxing disebut 'kalam' terdiri dari jarum logam yang diatur ke dalam pegangan bambu, dibungkus dengan penyerap serat atau rambut sekitar 6 cm (2 inci) yang berfungsi sebagai reservoir untuk lilin cair.
Setelah waxing pertama mereka mempersiapkan kain lagi untuk waxing dan pengecatan lebih lanjut melalui proses seperti pencucian, pemukulan dan penyamakan. Proses ini relatif mudah dan biasanya diselesaikan oleh anak-anak juga bisa.
Teknik dan Proses Batik Lama
Batik terdiri dari proses di mana pola atau desain dibuat dengan lilin cair pada kain. Hal ini dilakukan untuk melindungi area wax agar tidak diwarnai. Jadi ketika kain dicelupkan ke dalam pewarna, warnanya tidak masuk ke area tambalan yang di-wax. Lilin menahan warna dan menghasilkan permukaan yang memiliki area yang diwarnai dan tidak. Beginilah cara membuat pola.
Pewarna yang digunakan untuk proses membatik harus dibuat hanya dalam wadah yang terbuat dari baja, plastik atau enamel. Hal ini karena sifat bahan wadah dapat mempengaruhi pewarna. Saat pertama kali kain dicelupkan ke dalam pewarna, nada warna yang paling terang harus digunakan. Dalam proses pewarnaan batik yang lama, seniman tidak diperbolehkan menggunakan banyak warna sekaligus. Namun, dengan berkembangnya teknologi canggih, telah ditemukan teknik-teknik modern yang memudahkan pekerjaan seniman. Sekarang mereka bisa mengaplikasikan banyak warna menggunakan kuas sekaligus untuk menghasilkan kain batik yang banyak dipakai untuk bahan busana.