Solusi Negara atas Pengangguran Gen-Z
Oleh. Rochma Ummu Satirah
Sudah menjadi berita umum bahwa saat ini ada banyak Gen-Z yang menganggur alias tak punya pekerjaan. Sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan dan sebagian Gen-Z yang tak memilliki kompetensi menjadi dua hal utama atas hal ini. Lantas, apakah memang demikian faktanya?
Penggangguran Gen-Z
Gen Z adalah generasi yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Saat ini, tercatat sepuluh juta Gen-Z menganggur alias tidak berada dalam keadaan bekerja, menempuh pendidikan formal atau non-formal semacam pelatihan kerja.
Banyak faktor yang coba dianalisa sebagai penyebab pengangguran Gen-Z ini. Penyebab utama disinyalir mengenai kualitas dari Gen-Z itu sendiri yang dirasa kurang memiliki kompetensi untuk sesuai dengan kebutuhan kerja zaman sekarang ini.
Selain itu, perubahan dinamika bisnis dunia juga menjadi penyebabnya. Perkembangan teknologi di era sekarang mengantarkan pada otomatisasi dan digitalisasi kerja. Inilah yang menyebabkan kebutuhan akan manusia mengalami penurunan. Dua hal inilah yang disinyalir menjadi penyebab banyaknya Gen-Z yang tak punya pekerjaan.
Negara pun diminta menjalankan perannya untuk mengatasi hal ini. Alih-alih mampu mengatasi persoalan ini, negara justru mengembalikan solusi kepada masing-masing individu rakyat. Gen-Z diminta untuk mengupgrade kemampuan diri sehingga dirasa pantas dan layak serta memiliki kompetensi untuk direkrut perusahaan sebagai karyawannya.
Peran Besar Negara
Negara ini menerapkan sistem ekonomi kapitalis liberal yang sangat mempengaruhi pada dinamika ekonomi dalam negeri termasuk pada pengaturan perusahaan yang ada di dalamnya. Negara dalam sistem ini berperan sebagai regulator yang mengatur perusahaan menjalankan bisnisnya.
Dalam sistem ini pula, rakyat atau pekerja dianggap sebagai faktor produksi. Sehingga untuk menekan biaya produksi, sah-sah saja untuk menekan jumlah pekerja sehingga berpengaruh pada pola rekrutmen perusahaan.