Mohon tunggu...
Rochmat Solehudin
Rochmat Solehudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Semarang

Konten pendidikan, teknologi, dan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ekstrakulikuler Pramuka Dihapus dari Kurikulum: Langkah yang Tepat?

5 April 2024   19:08 Diperbarui: 5 April 2024   19:10 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim untuk menghapus ekstrakurikuler Pramuka wajib dari kurikulum pendidikan Indonesia telah menjadi topik perdebatan yang hangat. Ekstrakurikuler Pramuka telah lama menjadi bagian integral dari pengalaman pendidikan siswa di Indonesia. Ini bukan sekadar kegiatan tambahan, tetapi juga merupakan wahana untuk pengembangan karakter, keterampilan, dan nilai-nilai positif seperti kepemimpinan, kemandirian, kerjasama, dan rasa tanggung jawab. Peninjauan terhadap keputusan ini diperlukan untuk memahami implikasi jangka panjangnya terhadap pendidikan di Indonesia. Salah satu pertimbangan utama adalah dampaknya terhadap pengembangan karakter siswa. Penghapusan Pramuka dari kurikulum juga dapat memiliki implikasi sosial.

Namun demikian, keputusan untuk menghapus Pramuka dari kurikulum juga mungkin didasarkan pada pertimbangan lain, seperti penekanan pada aspek akademis atau fleksibilitas kurikulum. Ada kemungkinan bahwa ruang yang dibebaskan dari penghapusan Pramuka dapat digunakan untuk memperkuat mata pelajaran lain yang dianggap lebih penting atau relevan dalam konteks pendidikan masa kini. Untuk memahami dampak penuh dari keputusan ini, perlu dilakukan penelitian dan konsultasi yang mendalam dengan berbagai pihak terkait, termasuk pendidik, orang tua, siswa, dan pemangku kepentingan lainnya. Penting untuk mencari keseimbangan antara memperkuat aspek akademis dengan mempertahankan pengembangan karakter dan keterampilan praktis yang juga penting dalam membentuk generasi yang tangguh dan berkarakter di masa depan.

Ekstrakulikuler Pramuka merupakan bagian penting dari kurikulum pendidikan di Indonesia yang memberikan pengalaman berharga bagi siswa. Organisasi ini memiliki tujuan mulia untuk membentuk siswa yang bertanggung jawab, berani, dan peduli. Namun, dalam menghadapi perkembangan zaman, sebagian pihak mungkin menganggap bahwa Pramuka sudah tidak relevan dan tidak memberikan nilai tambah yang signifikan. Padahal, Pramuka telah terbukti efektif dalam membentuk karakter dan moralitas siswa dengan memperkuat nilai-nilai seperti kejujuran, disiplin, dan kepedulian sosial. Penghilangan Pramuka dari kurikulum bisa memunculkan kekhawatiran bahwa siswa tidak lagi memiliki kesempatan untuk belajar secara praktis nilai-nilai tersebut.

Selain itu, Pramuka juga merupakan platform yang efektif untuk melatih keterampilan praktis, termasuk keterampilan bertahan hidup, navigasi, dan kerajinan tangan. Keterampilan-keterampilan ini tidak hanya bermanfaat dalam situasi darurat atau di alam terbuka, tetapi juga membantu siswa dalam pengembangan kemampuan problem-solving dan adaptasi, keterampilan yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, penting untuk mempertimbangkan kembali keputusan untuk menghapus Pramuka dari kurikulum pendidikan. Pramuka tidak hanya memberikan pengalaman yang berharga bagi siswa, tetapi juga membantu mereka dalam pengembangan karakter, keterampilan praktis, dan persiapan untuk menghadapi tantangan di masa depan.

Peninjauan terhadap keputusan Nadiem Makarim mengenai pengangkutan ekstrakulikuler Pramuka dari kurikulum harus dilakukan dengan banyak faktor yang perlu diperhatikan. Ekstrakulikuler Pramuka telah diterangkan sebagai bagian dari kurikulum yang wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di sekolah dasar dan menengah, termasuk SMP. Pendidikan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib diperjelas dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014.

Ekstrakulikuler Pramuka memiliki tujuan untuk mengembangkan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai nilai kepramukaan bagi siswa di sekolah. Kegiatan ini juga merupakan wadah proses pendidikan pembentukan karakter yang dilaksanakan di Indonesia. Pengangkutan ekstrakulikuler Pramuka dari kurikulum akan mempengaruhi pendidikan di Indonesia jika tidak dilakukan dengan tepat. Pendidikan kepramukaan adalah bagian dari pendidikan yang sangat penting untuk menciptakan siswa yang bertanggung jawab, berani, dan bertanggung jawab. Ekstrakulikuler Pramuka akan mempengaruhi kemampuan siswa dalam kepanduan, kedisiplinan, dan pengembangan karakter

Jika pengangkutan ekstrakulikuler Pramuka tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut, maka pengangkutan ini tidak akan memiliki nilai tambah. Alternatif yang lebih baik untuk menciptakan siswa yang bertanggung jawab, berani, dan bertanggung jawab harus ditemukan. Mungkin dapat dilakukan pengembangan program pendidikan karakter lainnya atau pengembangan program ekstrakurikuler lainnya yang dapat mencapai tujuan yang sama.

Peninjauan terhadap keputusan ini harus dilakukan dengan banyak faktor yang perlu diperhatikan, termasuk kepentingan ekstrakulikuler Pramuka dalam pendidikan, kegunaan alternatif yang lebih baik, dan dampak pengangkutan ekstrakulikuler Pramuka dari kurikulum.

Keputusan untuk menghapus ekstrakurikuler Pramuka dari kurikulum pendidikan di Indonesia memang menimbulkan pertanyaan yang mendalam tentang arah pendidikan di negara ini. Meskipun dalam beberapa sudut pandang hal ini dapat dilihat sebagai langkah menuju modernisasi, kita juga harus mempertimbangkan dampaknya terhadap kehilangan nilai-nilai tradisional yang penting dalam pembentukan karakter generasi mendatang.

Ekstrakurikuler Pramuka merupakan komponen yang penting dalam kurikulum, yang bertujuan untuk menciptakan siswa yang bertanggung jawab, berani, dan bertanggung jawab. Namun, jika pengangkutan ini tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut, maka pengangkutan ini tidak akan memiliki nilai tambah. Kemendikbud harus mencari alternatif yang lebih baik untuk menciptakan siswa yang bertanggung jawab, berani, dan bertanggung jawab.

Pendidikan kepramukaan ekstrakurikuler wajib bagi siswa merupakan salah satu komponen dari program pendidikan yang dilakukan di luar jam kerja sekolah. Program ini bertujuan untuk mengembangkan siswa yang bertanggung jawab, berani, dan bertanggung jawab. Namun, jika pengangkutan ini tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut, maka pengangkutan ini tidak akan memiliki nilai tambah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun