Cueq: Be, apa pendapatmu setelah sekian lama tinggal di metropolitan ini? Seneng apa enggak?
Bebe': Dimanapun pasti ada seneng dan ada nggak senengnya Cu. Itu baru imbang namanya. Cuman kalau di metropolitan rasanya orang-orangnya jauh lebih permisif jika dibandingkan dengan di kota-kota kecil. Tapi kurasa itu hal yang umum kok.
Cueq: Menurut kamu bagus nggak permisif itu?
Bebe': Kehidupan di kota besar yang sangat kompleks dan heterogen memang mengakibatkan masyarakat cenderung lebih permisif dengan seribu satu alasannya. Tetapi itu nggak-nggak apa-apa selama tidak masuk kategori terlalu, karena yang serba terlalu itu nggak baik kan. Termasuk nggak baik juga kalau terlalu permisif.
Cueq: Nah di metropolitan ini sudah terlalu permisif nggak?
Bebe': Karena aku berasal dari kota kecil, maka aku rasakan dalam banyak hal di sini sudah mulai cenderung ke arah terlalu sih.
Cueq: Apa contohnya?
Bebe': Bingung ah kalau ditanya contohnya. Cari aja sendiri.
Cueq: Kalau sudah masuk kategori terlalu, berarti ada perbuatan-perbuatan yang sudah melanggar norma-norma yang dianggap biasa dong. Tapi itu kan relatif tergantung keyakinan masing-masing orang. Terus gimana dong?
Bebe': Kurasa ya setiap orang harus berusaha melawan perbuatan yang melanggar norma dengan caranya masing-masing. Bukankah kewajiban seseorang untuk selalu menegakkan kebenaran dan mencegah kejahatan atau kesalahan? Tentu saja dengan cara-cara yang baik. Misalnya, dengan selalu memberikan contoh yang baik ke orang lain. Sedangkan mencegah kejahatan atau kesalahan dilakukan dengan tangan atau dengan tindakan nyata bila kondisinya memungkinkan. Bila tidak, maka cukup dengan perkataan. Dan jika itupun tidak bisa, maka dilakukan dengan doa.
Cueq: Nah apa manfaatnya kalau hanya sekedar doa saja?