Shok: Eh ente punya pelajaran lain nggak tentang ritual haji? Bukan yang umum lho, tapi yang aku belum pernah denger.
Thau: Engng... ada kali. Tentang ritual sa'i. Semoga ente belum pernah denger yang ini. Seperti yang ente tahu, sa'i itu kan berjalan dan berlari antara dua bukit Shafa - Marwah sebanyak 7 kali. Itu persis seperti yang dilakukan Ibu Hajar saat ditinggal berdua saja dengan anaknya Nabi Ismail di tengah padang pasir. Si ibu berlarian untuk mencari air dan mencari bantuan orang lain dengan mendaki dua bukit itu. Tapi yang terjadi justru air keluar dari bawah kaki nabi Ismail, yang sekarang menjadi air Zamzam itu. Tahu nggak ente pelajaran apa yang harus kita petik dari ritual ini sehingga semua yang haji wajib melakukannya?
Shok: Kenapa?
Thau: Ritual ini mengajarkan bahwa semua manusia harus berusaha secara ikhlas dalam bekerja di kehidupannya, tanpa harus terlalu mengitung untung ruginya. Sa'i sendiri artinya adalah usaha atau ikhtiar. Angka 7 melambangkan jumlah yang banyak. Ibu Hajar berlarian antara dua bukit, tapi air justru keluar ditempat yang tidap disangka-sangka. Artinya, dalam berusaha kita harus ikhlas dan tidak harus mendapatkan hasil langsung dari usaha kita. Kita harus percaya bahwa Tuhan pasti akan memberikan balasan dari usaha kita yang tidak kenal lelah, dengan cara yang sebaik-baiknya. Dan tidak harus langsung dari apa yang kita usahakan, ataupun tidak harus sesuai dengan hasil yang kita inginkan. Kita serahkan semua hasil usaha kita kepadaNya saja. Dengan demikian, dalam bekerja kita akan selalu memberikan yang terbaik yang kita miliki, tanpa harus terlalu banyak menghitung untung ruginya. Lagipula, kalau kualitas kerja kita selalu baik, pasti hasil yang positif akan didapatkan juga pada akhirnya kan?
Shok: Wah pelajaran seperti ini harusnya dipahami betul oleh para wakil rakyat itu ya. Kabarnya mereka itu banyak yang bekerja bukan benar-benar untuk rakyat. Tapi untuk balik modal dulu sebelumnya. Dan kalau perlu plus bunga-bunganya. Urusan rakyat entar saja belakangan kalau ada waktu.
Thau: Betul itu. Mereka itu seharusnya bekerja keras habis-habisan untuk rakyat. Perkara balasan dari hasil kerja kerasnya, mereka kembalikan kepada Tuhan. Pasti Tuhan akan memberi balasan yang setimpal, bahkan berlimpah-limpah. Tapi tidak dari jabatan mereka sebagai wakil rakyat itu. Kenyataannya sekarang sih, kebanyakan mereka itu malah bekerja keras habis-habisan menghabiskan hak rakyat untuk keperluan diri mereka sendiri dan partainya.
Shok: Kok nggak takut kualat ya mereka itu?
Thau: Hari gini kok masih takut sama kualat. Nggak banget kali. Rugilah itu. Tapi pasti mereka akan kualat. Pasti itu. Cepat atau lambat. Sekarang ataupun kelak. Pasti mereka akan mendapatkan balasannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H