Mohon tunggu...
Smiling Ajah
Smiling Ajah Mohon Tunggu... -

ngasal... :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nada Tinggi Salah Nada Rendah Salah

10 Desember 2014   03:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:39 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mama: (nada tinggi) Rinnn... kamu habis makan kok piringnya nggak dicuci sih. Kan kamu tahu si Iyem pulang kampung. Semua harus nyuci piringnya masing-masing tahu...! Masak ibu yang nyuciin piring kotor bekasmu?

Anak: (ikutan nada tinggi juga) Itu bukan piringku Ma. Main tuduh aja Mama ini! Tanya dulu dong sebelum nuduh... Orang baru bangun tidur kok langsung diomelin sih...

Mama: (masih nada tinggi) Eh berani ya kamu ngomong pake nada tinggi ke Mama? Misalnya bukan piringmupun kamu tetap nggak boleh pake nada tinggi gitu ngomong ke mama. Nggak ada hormat-hormatnya ini anak ke orangtuanya. Turunkan nadamu kalo ngomong ke orangtua tau... Lagian kalo bukan piringmu terus piring siapa? Yang lainnya masih pada tidur tuh...

Anak: (nada rendah) Ya sudahlah. Terserah mamah ajah. Pokoknya bukan piring aku. Terserah mama mau percaya atau tidak. (Sambil ngeloyor pergi.)

Mama: (tetap nada tinggi) Eh nada rendah gitu juga nggak boleh tau. Itu menandakan kamu nggak peduli. Sebodo sama omongan mama. Nggak hormat juga itu namanya.

Anak: Nada tinggi salah. Nada rendah salah. Ya udahlah aku atur dulu nadanya. Do re mi fa so la si do. Do re mi fa... fa... fa... (Nada datar fa) Udah gini aja Ma. Daripada ribut terus, piringnya aku aja yang nyuci biarpun bukan aku yang pake. (Ngeloyor nyuci piring.)

Mama: Nadanya sih pas. Tapi ya nggak gitu juga kali...

Bapak: (keluar dari kamar) Ada apa pagi-pagi sudah ribut?

Mama: Itu tuh ada yang makan tapi nggak mau nyuci piringnya.

Bapak: Oh itu tadi malam Bapak bangun. Kelaparan lalu bikin mie. Lupa deh nyuci piringnya keburu ngantuk tidur lagi.

Mama: (nada mulai tinggi lagi) Oh jadi Bapak toh yang jadi biang keladinya. Bikin heboh aja Bapak ini. Gara-gara perbuatan bapak, mama jadi bertengkar...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun