Semua berawal dari rasa ingin membangun sebuah peradaban bagi masa depan. Mimpi yang terlintas dalam memori tidak mampu membendung rasa ingin terus menjalani proses kehidupan. kita sadar tidak ada sebuah keberhasilan tanpa adanya proses yang dijalani, namun proses tersebut terkadang membuat hati tidak kuat menahan kekecewaan dan rasa sakit hati. Entah apa yang salah dalam menjalani proses kehidupan, mungkin niatnya yang salah atau cara menjalani proses yang salah.
Teringat ketika diawal menjalani sebuah proses kehidupan, terkadang kita merasa diri ini tidak berguna padahal kita juga percaya bahwa tuhan tidak mungkin menciptakan kita sebagai makhluk yang paling sempurna namun tidak berguna. Kita merasa harus ada sebuah perubahan yang secara tidak langsung mendorong diri ini untuk terus maju tanpa kenal lelah.
Proses kehidupan memang dibutuhkan kesadaran dalam menjalaninya. Kesadaran dalam berfikir, bertindak, menjalani proses dan memaknai hakekat yang terjadi dikemudian hari. Mungkin belum saatnya kita merasa puas atau mungkin belum waktunya kita merasa berhasil atau mungkin karena kita makhluk yang tidak pandai bersyukur atas nikmat tuhan
Ketika kesadaran dalam berbagai macam sudut pandang yang diketahui, terkadang hati bertanya, apakah ini jalan kehidupan yang harus ditempuh atau ini takdir yang memang harus dihadapi?. Padahal yang kita ketahui sebagai makhluk yang mempunyai keterbatasan meskipun dikatakan paling sempurna dibandingkan makhluk lain, kita berhak untuk memilih jalan hidup mana yang harus di tempuh. Semua kembali kepada tujuan awal yaitu ‘membangun sebuah peradaban’ namun hati terasa miris lantaran kita terkadang menjadi makhluk yang tidak berguna, entah karena tidak adanya respon positif dari mereka yang selalu kita fikirkan atau kita terlalu berambisi untuk dilihat oleh mereka. Kita harus yakin pada diri ini, bahwa tidak ada yang terbuang sia-sia karena proses mambangun peradaban akan terus berjalan meskipun terasa terasingkan namun dalam hal lain kita bisa menjadi terbuang sia-sia lantaran kita berhenti menjalani proses kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H