Mohon tunggu...
Rochman Adinegara
Rochman Adinegara Mohon Tunggu... -

Menggerakkan hati melalui aksi nyata

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Lagi-Lagi Mahasiswa

8 Desember 2016   20:53 Diperbarui: 8 Desember 2016   21:04 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaikan matahari yang memancarkan cahayanya diseluruh pelosok tanah air dan bagaikan bunga mawar yang indah dan mempesona seharum warnanya dengan penuh keberanian. Itulah yang seharusnya dimiliki oleh para mahasiswa sebagai kaum intelektual yang bersahaja. Bung karno dalam wawancara terbatas pada tahun 1968 memberikan pendapatnya tentang gerakan mahasiswa. Dia berkata “bahwa mahasiswa, janganlah kalian berhenti bergerak, bangkitlah jiwa mudamu, bangkitlah jiwa perngorbanananmu”. 

Kemampuan dalam hal akademik sudah seharusnya dimiliki oleh mahasiswa sesuai dengan bidang yang ditekuninya sebagai bentuk tanggung jawab atas ilmu pengetahuan.yang dipilihnya, ketika memutuskan untuk menjadi mahasiswa. Namun fenomena yang saat ini terjadi mahasiswa sudah mulai tertindas dengan sistem pendidikan SKS yang terkadang menjadi tanda tanya besar untuk apa mata kuliah tersebut?, sementara adanya tumpang tindih dalam setiap mata kuliah. Sehingga mahasiswa hanya memikirkan akademiknya saja, sementara karakter yang berupa  aspirasi mahasiswa dan daya kritis mahasiswa sudah mulai terbendung. Seperti sarana prasana ruang kelas, kehadiran dosen yang semaunya saja, labotarium yang belum memadai, publikasi yang belum terintegrasi, ruang diskusi mahasiswa yang belum memadai, penghargaan kepada mahasiswa, kantin yang tidak memadai bahkan makanan kebarat-baratan, tempat perkiran yang sempit bahkan banyak yang kehilangan helm dll. Sedangkan perguruan tinggi selalu menuntut mahasiswa untuk berprestasi, hal itu tidaklah rasional, ibarat iklan namun tidak disiapkan produknya.

Dari dulu semenjak beberapa perguruan tinggi di Indonesia berdiri bahkan masih menggunakan sistem penjajah, Bung Karno merasakan sistem yang lebih rumit dibanding hari ini. Beliau mesti menempuh SKS yang cukup banyak dari biasanya, bahkan dosen-dosen waktu itu banyak mengadakan ujian dadakan dan sering mengikut sertakan mahasiswa dan dilepas untuk mencari proyek-proyek pada masa libur. Dahulu pun masih ada ketakutan kami dari pihak pemerintah yang tidak suka dengan mahasiswa pemberontak. Gie meletakkan idealisme dalam timbangan resiko. Hidupnya seperti peluru, melesat lurus tanpa kompromi.

Namun kemampuan akademik tidaklah cukup untuk membangun karakter yang berintegritas dan memiliki self confidence yang melekat dalam jiwanya. Membangun karakter dalam diri mahasiswa sudah seharusnya dilakukan dalam setiap lembaga organisasi mahasiswa disetiap kampus, agar terciptanya regenerasi di masa depan yang akan datang.

Bukan sebagai lembaga organisasi hanya bermental sok kuasa bagi mahasiswa-mahasiswa baru. Fungsi mahasiswa sebagai agent of change, social control, moral force and iron stock bukan sekedar wacana belaka apabila karakter telah terbangun dalam diri mahasiswa. Para mahasiswa juga harus akrab dengan kata-kata anti imperialis, antikolonial, anti kapitalisme. “Mereka seharusnya (gerakan mahasiswa) bergerak atas nama konsep tri sakti yaitu berdaulat dalam lapangan politik, berdikari dalam lapangan ekonomi dan berkepribadian dalam lapangan budaya” ujar bapak proklamator.

Didalam chatur dharma perguruan tinggi sebagai bagian dari cita-cita mahasiswa yaitu pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Seakan-akan hanya sebuah cita-cita yang sirna apabila mahasiswa menjadi hedonisme yang apatisdan skeptis sehingga tidak memiliki sikap empati.Bahkan mahasiswa juga sudah banyak yang melupakan makna dari almamater perjuangan.

Almamater hanya digunakan pada saat UTS, UAS, melihat sidang DPR/MPR, bahkan digunakan hanya untuk acara-acara televisi yang berbau lawakan dan kesenangan. Dalam al-qur’an, surat al-qoshosh Allah SWT berfirman “Dan carilah dari apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan jangan kamu melupakan kebahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan dimuka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. Begitu pula sebuah hadist dijelaskan “al-dunnya maz’raat ak-akhirat” yang artinya dunia adalah ladang akhirat maksudnya menjadi mahasiswa harus bermanfaat.

Globalisasi diberbagai macam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi turut menjadi ancaman, seperti arus bebas lintas negara yaitu barang, jasa, investasi dan tenaga kerja. Lalu kondisi kampus dalam komoditi pendidikan dan arus bebas tenaga kerja lintas negara. Maka hal ini harus menjadi motivasi bagi mahasiswa untuk segera bertindak dan melakukan aksi nyata diberbagai macam bidang yang telah ditekuni. Negeri ini sudah terlepas dari penjajahan, namun penjajahan dengan gaya baru akan hadir apabila mahasiswa tidak memilik good power seperti kemampuan berorganisasi dan keterampilan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bung karno pernah berkata Aku titipkan Indonesia kepada kalian bukan untuk menjadi bangsa PENGEMIS, tapi bangsa yang berdiri di kakinya sendiri! (Ir.Sukarno-Buku “Penyambung Lidah Rakyat”)

Mahasiswa seharusnya sudah faham terhadap empat pilar kebangsaan yang menjadi pondasi-pondasi untuk Indonesia merdeka yaitu UUD 1945, Pancasila, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Makna empat pilar yang fundamentaltidak boleh dilupakan oleh mahasiswa, maka perlu diaktualisasikan terhadap kehidupan kampus, berbangsa dan bernegara. Bung karno pernah mengatakan “bangsa yang hebat adalah bangsa yang tidak pernah melupakan jasa-jasa pahlawannya”.Betapa hebatnya para pendiri bangsa memberikan amanah kepada generasi yang akan datang untuk mempertahankan kata merdeka. Mahasiswa seharusnya mengetahui sejarah agar dapat memahami nilai-niai historisdalam perkembangan disiplin ilmu pengetahuan.

Referensi

Dari berbagai macam sumber, baik itu buku bacaan, diskusi, nonton film, kajian dan seminar.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun