Model bisnis subscription plan saat ini kembali naik daun. Konsep bisnisnya yang mengedepankan keuntungan berdasarkan langganan (subscription) memang cukup menarik minat konsumen. Prinsipnya, konsumen yang membayar biaya subscription plan akan memperoleh kiriman barang/jasa secara berkala, umumnya setiap bulan. Dengan cara ini, penjual memperoleh benefit karena konsumen akan membayar untuk beberapa barang/jasa dalam satu kali transaksi. Manfaatnya bagi konsumen, mereka tinggal menunggu pesanan item/servis datang setiap bulan atau tahun (tergantung kesepakatan).
Pada awalnya, model bisnis subscription ini digunakan oleh surat kabar dan majalah yang menawarkan biaya berlangganan lebih murah dibandingkan jika beli per edisi. Namun seiring perkembangan teknologi, saat ini banyak bisnis yang berorientasi pada subscription plan. Sebut saja Grab, perusahaan transportasi online raksasa ini sudah mulai menerapkan subscription plan kepada penggunanya beberapa bulan terakhir. User akan mendapatkan lebih banyak diskon dan voucher jika memilih subscription plan. Pilihannya pun beragam mulai dari per minggu hingga per bulan dengan tarif yang beragam.
Lain lagi dengan subscription plan yang pernah saya langgan yaitu produk kopi speciality. Alasan saya memilih subscription produk kopi tidak lepas dari fitur yang ditawarkan yaitu mendapatkan beans kopi yang berbeda setiap pengirimannya. Konsumen kopi seperti saya yang tertarik mengeksplor puluhan jenis kopi akan sangat terbantu dengan subscription plan ini.
Pada level internasional, Jepang menjadi salah satu surga bisnis subscription model. Rata-rata item yang ditawarkan adalah snack atau camilan. Jepang memang terkenal dengan melimpahnya snack otentik dan khas. Bahkan di Jepang terdapat varian snack popular yang tidak dijumpai di negara lain seperti KitKat Sake, KitKat Wasabi, Pocky Orange Peel serta Pepsi Sakura. Beberapa vendor subscription snack yang cukup terkenal seperti TokyoTreat, Bokksu, SnackCrate, MunchPak, Graze, TopMunch, dan SnackSack saat ini sudah memiliki pelanggan dari berbagai negara. Menurut Harvard Health Publishing, snacking atau biasa disebut "nyemil" jika dilakukan tidak berlebihan dapat membawa dampak positif pada kesehatan karena tubuh akan lebih rileks dan suplai oksigen ke otak lebih lancar.
Selain snack, model bisnis subscription juga sukses diterapkan pada video streaming on demand, Netflix atau HBO tentu saja bisa jadi contoh. Kalau di Indonesia, bisnis video streaming on demand masih masuk tahap awal penetrasi karena banyak warga yang belum memiliki wifi di rumah. Sedangkan di US, masyarakat sudah membandingkan layanan streaming mana yang lebih sesuai dengan budget dan kebutuhan mereka.