Mohon tunggu...
Sangia Rochmady
Sangia Rochmady Mohon Tunggu... profesional -

Pembelajar, Peneliti Pemula, Menulis ibarat merenungi diri. Berkhidmat, berupaya merawat ingatan, memelihara kenangan. Merekam jejek makna. Merangkainya dalam huruf. Hingga akhirnya menemukan DIRI yang sesungguhnya. Memberi semangat, inspirasi, harapan bagi semua.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Sajak Ingatan

3 April 2015   19:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:35 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Karya Madhy Kheken

Untukmu para aktivis jalanan '98

Ketika parlemen jalanan berdaulat
Ada yang berbisik-bisik, ada pula yang menelingkung
Sebagian tunduk dibawah ketiak penguasa jahat
Sejak dulu hingga kini mereka muncul didepan publik yang lagi bingung

Dulu..!
Mereka bicara atas nama rakyat yang pegangguran
Bicara atas nama mahasiswa yang tak bisa makan
Kebebasan yang ditekan habis-habisan
Hingga akhirnya menggeliat dan melawan

Berteriak lantang mengepalkan tangan dijalan-jalan
Membawa idealisme yang seolah tak pernah padam
Gelora perjuangan yang terus dikobarkan
Hingga rakyat bersimpati mengurai dendam

Tapi sayang sungguh malang perjuangan
Sejarah membuktikan tingkah si orator ulung
Bertopeng idealisme komprador kampungan
Berjubah intelektual seolah mumpuni nan agung

Diam-diam menyimpan hasrat yang membumbung
Hendak meraih kursi kuasa yang empuk itu
Lalu menghujat disana-sini dengan lantang
Menantang siapa yang jadi lawan di medan pemilu

Menebar teror informasi yang menyesatkan ingatan
Menginjak-injak kawan menyanjung tuan-puan
Menghardik lawan memuja tuan-puan
Demi kursi kekuasaan

Kawan..!
Bukalah ingatanmu sedalam-dalamnya
Lebarkan matamu seluas-luasnya
Camkan hingga kesum-sum anak cucumu
Bahwa mereka dulu bagian dari yang menentang itu

Kawan...!
Perjuangan itu untuk melawan komprador keparat
Mereka berselimut dibalik tragedi Reformasi 98
Kini mereka telah duduk di dewan rakyat
Lupa akan janji-janji reformasi yang terdepan

Kawan...!
Perjuangan ini belum usai
Melaksanakan kata-kata melawan tirani baru
Menghilangkan seluruh anasir-anasir jahat reformasi
Menguburnya dalam jantung NUSANTARA..!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun