Mohon tunggu...
Sangia Rochmady
Sangia Rochmady Mohon Tunggu... profesional -

Pembelajar, Peneliti Pemula, Menulis ibarat merenungi diri. Berkhidmat, berupaya merawat ingatan, memelihara kenangan. Merekam jejek makna. Merangkainya dalam huruf. Hingga akhirnya menemukan DIRI yang sesungguhnya. Memberi semangat, inspirasi, harapan bagi semua.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senandung Cinta Kami

3 April 2015   19:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:35 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

untukmu Ya Rasulullah Muhammad SAW

Karya Madhy Kheken

Duhai lelaki
Yang kesabaranmu memancarkan cahaya dikala kedengkian, cacian, makian, hujatan cemoohan, dikucilkan bahkan diusir dan dilemparinya dirimu dengan kotoran mereka tak mampu lagi kau redam Justru sabarmu telah menjadi penenang hatimu

Duhai lelaki
Yang halus perasaanmu mengalirkan damai dikala mereka kau saksikan berbondong bondong datang memohonkan munajatmu, mengadukan setiap masalah yang mereka hadapi, meminta nasehat, ataupun mencari jawab Justru kehalusan rasamu telah menjadi oase bagi para musafir kebajikan itu.

Duhai lelaki
Yang maafmu kau bentangkan seluas langit dan bumi dikala mereka mengusirmu dari tanah kelahiranmu kedatanganmu telah engkau tunjukkan dengan sebisa mungkin tanpa pertumpahan darah Justru kalimat maafmu telah menjadi penenang bagi para penentangmu dahulu.

Duhai lelaki
Yang perhitunganmu tak pernah melesat dikala kau baru pertama kali memperkenalkan ketuhananNya yang Esa banyak orang membencimu tak terkecuali sepupumu sendiri, menganiayamu, menghinakanmu, hendak membunuhmu Justru perhitunganmu mampu meluluhkan hati mereka, bahkan mampu mengalahkan keteduhan benteng Persia.

Duhai lelaki
Yang teduh dan menenangkan hati tutur katamu dikala umat saling mencaci, membenci bahkan menghujat Justru engkau hadir dengan kesopananmu, ketulusanmu, kebaikanmu bahkan mereka menggelarimu Al-Amin.

Duhai lelaki
Yang kebaikanmu telah membawa aroma bunga keikhlasan setiap zaman hingga kamipun ikut merasakannya.

Duhai lelaki
Yang ketenangan jiwamu telah meruntuhkan tonggak berhala di tanah kelahiranmu bahkan sampai ke negeri kami kini

Hari ini, kami semua mengenangmu, kami mengenang kelahiranmu mengenang ketika langit bertasbih menjemput kehadiranmu langit beku, awan berhenti berarak berkhidmat atas kedatanganmu

Duhai engkau
Baginda hari ini kami terpaku dalam lesu hendak mengadu dalam keteduhanmu hendak mengadu pada intelektualitasmu hendak mengadu pada ketepatan analisismu untuk mendapatkan keputusan darimu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun