Mohon tunggu...
Nur Rochim
Nur Rochim Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang yang ingin mengerti makna hidup..

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ketika Barat dan Timur Menyatu

12 Maret 2012   16:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:09 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
delapan+penjuru+mata+angin

Disini saya bukan hendak membicarakan tentang arah mata angin yang konon ada delapan arah atau lebih sering disebut sebagai delapan penjuru mata angin, bukan pula tentang dua kebudayaan besar : budaya barat dan budaya timur, dan bukan pula tentang dua hal yang berbeda (berlawanan arah) kemudian menyatu dan berbentuk hati seperti nampak pada gambar di bawah ini. hahaha  :-D . Sekali lagi bukan.

Disini saya hanya ingin menanggapi dan sedikit berimajinasi tentang wacana penyatuan zona waktu di Indonesia, yang sekarang masih tiga zona waktu : Waktu Indonesia bagian Barat (WIB), bagian tengah (WITA), dan bagian timur (WIT) menjadi Waktu Indonesia saja, dimana yang menjadi patokannya adalah Waktu Indonesia bagian Tengah (WITA). Sudah dengar kan beritanya?? Jika belum bisa baca disini. Konon, penyatuan zona waktu ini bertujuan untuk menyeragamkan waktu kerja sehingga diharapkan akan terjadi peningkatan efisiensi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, jika tidak salah seperti itu.

Hmm... bila penyatuan zona waktu ini benar-benar terjadi, maka ; bila biasanya anak-anak sekolah di zona bagian barat (WIB) berangkat ke sekolah saat matahari sudah mulai nampak (karena masuk jam 7:00 WIB) maka anak-anak sekolah ini akan berangkat lebih awal. Hal ini dikarenakan jam 7:00 WI (Waktu Indonesia) sebanding dengan jam 7:00 WITA atau sebanding dengan jam 06:00 WIB (WIB dan WITA sudah tidak lagi ada, hal ini hanya digunakan sebagai perbandingan saja). Tentu saja untuk tidak terlambat masuk sekolah, kantor, ataupun masuk kuliah maka kita (yang berdomisili di zona WIB) harus berangkat sebelum jam 7:00 WI. Wah...sepertinya saya akan semakin banyak bolos kuliah pagi ini, heehehe. Belum lagi bila jam istirahat makan siang tiba, dimana umat muslim biasanya, dalam range waktu istirahat makan siang (12:00 - 13:00 WIB), selain pergi makan siang, juga melaksanakan ibadah shalat dzuhur. Hal ini sedikit banyak akan menyulitkan karena jam 12:00 WI sebanding dengan jam 11:00 WIB dimana pada jam ini belum masuk waktu zhalat dzuhur, sehingga mau tak mau harus ada waktu istirahat tambahan. Begitu juga dengan masyarakat di zona Waktu Indonesia Timur (WIT), bila masyarakat di zona WIB harus berangkat lebih awal maka masyarakat di zona WIT akan pulang kerja lebih lambat dari biasanya.

Eits..jangan cemas terlebih dahulu, karena (sebagian kecil) masalah-masalah di atas hanyalah imajinasi saya saja. Tentu pemerintah ataupun pihak-pihak yang terkait dan berwenang dengan wacana penyatuan zona waktu ini akan (atau bahkan sudah) mempertimbangkan dan mengkaji dampak-dampak yang akan timbul dari kebijakan ini (bila hal ini benar-benar terjadi). Dan semoga saja pertimbangan dan kajian yang mereka lakukan meliputi berbagai aspek : sosial budaya dan lainnya, tidak hanya terpaku pada aspek ekonomi saja. Secara umum penyatuan zona waktu ini, saya kira tidak masalah bila dilakukan penyesuaian, misal jam masuk kerja diubah menjadi jam 8:00 WI atau penyesuain lainnya yang baik dan bijak.

Salam.

Image Source : Google.com

di posting juga di blog

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun