sepak bola Turki setelah sosok Faruk Koca terlibat dalam aksi brutal yang membuat Liga Super Turki musim ini harus dihentikan tanpa batas waktu yang jelas. Kejadian itu berkaitan dengan tindakan kejam Koca terhadap wasit berlisensi FIFA, Halil Umut Meler, setelah pertandingan sengit antara Ankaragucu dan Rizespor di Eryaman Stadium pada Senin lalu.
Kehebohan melanda duniaSetelah pertandingan berakhir dengan skor imbang, keadaan memanas karena tuan rumah gagal meraih kemenangan akibat gol balasan dari tim tamu di masa injury time. Kericuhan semakin membesar saat wasit Meler memberikan kartu merah kepada striker Ankaragucu, Ali Sowe, pada menit 50, memicu kemarahan para pendukung tuan rumah.
Koca, yang juga menjabat sebagai presiden klub Ankaragucu, tanpa ragu-ragu memasuki lapangan setelah peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan ditiup. Dengan penuh kekerasan, Koca mendekati Meler dan melancarkan serangan fisik, melemparkan pukulan langsung ke wajah wasit Turki tersebut, menjatuhkannya.
Situasi semakin mencekam ketika seorang pria lain yang ikut bersama Koca turut menendang kepala Meler, namun aksi brutal ini berhasil dihentikan oleh petugas pertandingan dan beberapa pemain, termasuk bek Ankaragucu, Uros Radakovic.
Akibat insiden tersebut, Meler mengalami luka serius di mata kirinya. Federasi Sepak Bola Turki secara tegas mengutuk kejadian ini dan berkomitmen untuk menuntut pelaku, termasuk mereka yang dianggap memprovokasi kejadian memalukan itu, melalui jalur hukum. Tidak hanya itu, TFF (Federasi Sepak Bola Turki) juga mengambil langkah drastis dengan menghentikan sementara Liga Super Turki, memberikan peringatan serius terhadap kekerasan di dalam sepak bola dan menyerukan penegakan hukuman yang adil.
Berdasarkan informasi yang berhasil dikumpulkan, Faruk Koca teridentifikasi sebagai salah satu politisi terkemuka di Turki. Pada periode antara tahun 2002 hingga 2011, ia menjabat sebagai anggota parlemen Turki, membawa namanya bersinar di dunia politik. Selain karir politiknya, Koca juga dikenal sebagai seorang pengusaha yang sukses.
Lahir dan besar di kota Ankara, Koca memiliki ikatan emosional yang kuat dengan tempat kelahirannya. Ia bahkan dua kali mencalonkan diri sebagai anggota parlemen Turki mewakili kota yang sama.
Saat ini, Faruk Koca menjalani kehidupan di ibu kota Turki, Istanbul. Meskipun berusia 64 tahun, Koca masih tetap aktif dalam dunia sepak bola. Pada tahun 2021, ia menduduki posisi presiden di klub Ankaragucu, menunjukkan komitmen dan ketertarikannya dalam mendukung perkembangan olahraga di negaranya.
Namun, ironisnya, di tengah prestasinya yang bersinar, kejadian kontroversial yang melibatkannya dalam aksi kekerasan terhadap wasit Halil Umut Meler mengguncang dunia sepak bola Turki. Lebih mengejutkan lagi, Koca pernah meraih penghargaan fair play Liga Super Turki pada tahun 2022, memberikan kontrast yang mencolok dengan perilakunya yang terkini.
Sementara itu, Halil Umut Meler tidaklah seorang wasit sembarangan. Pria berusia 37 tahun ini tergolong sebagai salah satu wasit terkemuka di Turki, memiliki lisensi FIFA sejak tahun 2017. Keahliannya tidak hanya terbatas pada panggung Liga Super Turki, namun juga membawanya ke pentas Eropa yang lebih bergengsi.
Meler telah menjadi wasit lapangan untuk pertandingan-pertandingan yang cukup bergengsi, termasuk duel antara Lazio dan Celtic dalam kompetisi Liga Champions pada 28 November lalu. Kepercayaan terhadap kemampuannya membawanya lebih jauh lagi, di mana Meler dipilih untuk memimpin pertandingan babak perempat final Liga Europa antara Juventus dan Sporting CP pada 13 April 2023.