Memahami cara kerja pikiran yang suka membandingkan kemudian memisahkannya dapat membuat kita menempatkan emosi negatif ke posisi yang netral, artinya kita mengambil jarak antara perasaan dengan yang dirasa.
Saya takut dengan saya merasa takut, yang terjadi di sana adalah kita sedang memisahkan antara saya yang melekat dengan takut menjadi saya yang tidak melekat dengan perasaan takut tersebut.
Kita menjadi terpisah dengan takut yang awalnya menyelimuti pikiran, kemudian dapat mengamati perasaan takut. Ini adalah perasaan takut sedangkan saya bukan lah takut itu sendiri. Saya adalah subjek sedangkan takut adalah objek. Sang pengamat sedang mengamati perasaan takut.
Cara sederhana ini terbukti berhasil untuk menyelesaikan kemarahan yang dialami oleh teman saya, yang mengalami kemarahan karena suatu kondisi yang membuatnya marah sehingga mengganggu suasana hatinya selama seharian penuh.
Saya tawarkan konsep sederhana ini dan dia praktekan, walhasil merasakan langsung dampaknya. Ia memisahkan label kemarahan dalam dirinya dengan mengatakkan saya bukan kemarahan, kemarahan adalah perasaan saya. Saya merasa marah sedangkan saya bukan lah kemarahan tersebut.
Teman saya keheranan dengan proses ajaib cepat meredanya kemarahan yang ia rasakan. Secara otomatis suasana hati dia berubah menjadi biasa saja dalam menanggapi kondisi yang membuatnya marah. Ia menjadi sang pengamat yang sedang mengamati kemarahannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H