Mohon tunggu...
Roby Martin
Roby Martin Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis di sini dan saat ini

Penulis Buku Sepi-Ritual, Galau Inside dan Ngerasa Paling Hijrah dan Suka Nyebelin | robymartin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fenomena Hijrah, Lebih Dekat dengan Agama atau Menjadi Sosok yang Menyebalkan?

15 Juli 2024   09:28 Diperbarui: 15 Juli 2024   10:19 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Titik hijrah seseorang bisa menjadi momen penting dalam hidup. Banyak yang mengalami perubahan besar, baik dari segi pemikiran maupun penampilan, ketika mereka merasa lebih dekat dengan agama. Mereka mulai mengenakan pakaian yang lebih sesuai dengan ajaran agama, menghindari hal-hal yang dianggap tidak islami, dan lebih sering mengajak orang lain untuk mengikuti jalan yang mereka yakini paling benar.

Perubahan ini sering kali didorong oleh keinginan tulus untuk menjadi lebih baik dan mendapatkan hidayah. Namun, hijrah tidak selalu menjadi patokan bahwa seseorang otomatis menjadi lebih baik. Kadang, orang yang baru berhijrah bisa menjadi sosok yang menyebalkan karena merasa paling benar sendiri. Mereka mungkin cenderung menyalahkan dan menghakimi orang lain yang belum berhijrah, tanpa mempertimbangkan perjalanan spiritual setiap individu berbeda-beda.

Sebagai contoh, seorang teman yang dulu dikenal santai dan fleksibel tiba-tiba berubah drastis setelah berhijrah. Dia kini sering memberikan ceramah kepada teman-temannya tentang pentingnya mengikuti ajaran agama yang benar. Awalnya, niatnya bagus, ingin teman-temannya juga merasakan indahnya iman Islam. Namun, sikapnya yang kaku dan suka menghakimi justru membuat beberapa teman menjauh.

Fenomena ini menunjukkan bahwa hijrah adalah proses yang kompleks. Meskipun tujuannya baik, penting bagi mereka yang berhijrah untuk tetap rendah hati dan memahami bahwa setiap orang memiliki perjalanan spiritual yang unik. Mengajak orang lain ke jalan yang lebih baik bisa dilakukan dengan cara yang lebih lembut dan penuh pengertian, tanpa memaksa atau menghakimi.

Dalam menghadapi tantangan ini, kuncinya adalah keseimbangan. Hijrah seharusnya membuat seseorang lebih baik, bukan hanya dalam hal ketaatan beragama, tetapi juga dalam berinteraksi dengan sesama. 

Menyebarkan kebaikan dan ajaran agama dengan cara yang bijaksana dan penuh kasih sayang akan lebih efektif daripada bersikap sok benar dan menghakimi. Dengan begitu, hijrah tidak hanya menjadi momen perubahan diri, tetapi juga menjadi inspirasi bagi orang lain untuk mencari dan menemukan hidayah dengan cara mereka sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun