Mohon tunggu...
Roby Martin
Roby Martin Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis Paruh Waktu

Penulis Buku Sepi-Ritual, Galau Inside dan Ngerasa Paling Hijrah dan Suka Nyebelin | robymartin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Percaya atau Mencari?

10 Juli 2024   09:11 Diperbarui: 10 Juli 2024   09:14 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Banyak orang percaya, tapi mereka bukan pencari. Mereka merasa cukup dengan kepercayaannya, tanpa perlu bertanya lebih jauh. Ini adalah pilihan yang nyaman, tentu saja. Percaya berarti tidak perlu repot mencari, tidak perlu repot berpikir lebih dalam. Percaya adalah jalan pintas untuk menghindari pencarian yang sering kali penuh ketidakpastian dan keraguan.

Kenapa begitu? Karena orang yang percaya sering kali ingin dibebaskan dari tanggung jawab mencari. Mereka ingin diselamatkan, ingin ada yang datang dan membereskan semuanya. Mereka berharap ada mesias, juru selamat yang akan mengurus semua persoalan hidup mereka. Tapi masalahnya, jika ada orang yang makan untukmu, apakah rasa laparmu akan hilang? Tentu saja tidak.

Inilah yang sering kali kita lupakan. Tidak ada yang bisa menyelamatkan kita kecuali diri kita sendiri. Kita adalah kapten dari kapal kehidupan kita. Memang, jalan mencari itu berat dan penuh liku. Tapi itulah yang membuat kita benar-benar hidup dan berproses. Kita harus mengunyah sendiri, mencerna sendiri, merasakan sendiri setiap perjalanan yang kita tempuh.

Coba kita pikirkan, hidup ini bukan tentang menemukan jawaban yang mudah. Hidup adalah proses mencari, memahami, dan menerima bahwa tidak ada satu pun jawaban yang final. Ketika kita berhenti mencari, kita sebenarnya berhenti hidup. Jadi, mari kita berani mencari, berani bertanya, dan berani menanggung ketidakpastian.

Akhirnya, hidup ini adalah tentang perjalanan mencari. Percaya itu penting, tapi jangan sampai menghindarkan kita dari pencarian. Karena dalam mencari, kita menemukan diri kita yang sebenarnya. Dan itulah makna sejati dari kehidupan. Kita harus berani mengambil tanggung jawab penuh atas hidup kita sendiri, tanpa menggantungkan harapan pada penyelamat di luar diri kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun