Mohon tunggu...
Roby Martin
Roby Martin Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis Paruh Waktu

Penulis Buku Sepi-Ritual, Galau Inside dan Ngerasa Paling Hijrah dan Suka Nyebelin | robymartin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Agama Kuburan, Renungan Tentang Tradisi dan Spiritualitas

2 Juli 2024   21:08 Diperbarui: 2 Juli 2024   21:39 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Agama kuburan" sering kali merujuk pada praktik keagamaan yang berkaitan dengan makam leluhur atau tokoh-tokoh suci. Meskipun terdengar kuno, praktik ini masih sangat hidup di banyak komunitas. Di sini, kuburan bukan sekadar tempat peristirahatan terakhir, melainkan menjadi pusat spiritualitas dan tempat mencari berkah.

Pernahkah kamu melihat orang berkumpul di makam seorang wali atau tokoh terhormat, membawa bunga, dan berdoa dengan khusyuk? Mereka berharap agar ruh orang yang dimakamkan itu bisa menjadi perantara doa mereka kepada Tuhan. Ini adalah cerminan dari keyakinan bahwa tempat tersebut memiliki kekuatan khusus, semacam aura sakral yang bisa membawa kedamaian dan perlindungan.

Mengapa orang masih melakukan ini di era modern? Jawabannya sederhana: koneksi dengan masa lalu memberikan rasa ketenangan dan kontinuitas. Di tengah dunia yang terus berubah, ziarah ke makam menawarkan sesuatu yang tetap dan akrab. 

Praktik ini juga memberikan kesempatan untuk merefleksikan kehidupan, mengingatkan kita akan kematian, dan mungkin lebih penting lagi, bagaimana kita hidup sebelum saat itu tiba.

Namun, ada juga kritik terhadap "agama kuburan." Beberapa orang melihatnya sebagai bentuk kepercayaan yang terjebak dalam ritus tanpa substansi, berpotensi menjauhkan kita dari esensi iman itu sendiri. Mereka berargumen bahwa fokus berlebihan pada makam bisa mengalihkan perhatian dari prinsip dasar agama, yakni hubungan langsung dengan Tuhan.

Praktik ini juga mengundang kita untuk mempertimbangkan: Apa sebenarnya inti dari spiritualitas kita? Apakah benar bahwa ziarah ke kuburan mendekatkan kita pada Tuhan, atau apakah itu lebih soal menghibur diri di tengah ketidakpastian hidup? 

ada akhirnya, mungkin yang terpenting adalah menemukan cara kita sendiri untuk merasa terhubung dengan sesuatu yang lebih besar, entah itu melalui tradisi, refleksi pribadi, atau cara lain yang kita pilih untuk merangkul spiritualitas dalam kehidupan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun