Korupsi telah lama menjadi isu utama di Indonesia. Menurut Roby Irzal Maulana, seorang akademisi dan pengamat sosial, korupsi bukan sekadar tindakan individu yang melanggar hukum, tetapi telah mengakar dan menjadi bagian dari budaya. Hal ini membuat perjuangan Indonesia untuk menjadi negara maju menjadi semakin sulit.
"Korupsi di Indonesia sudah seperti penyakit kronis yang sulit disembuhkan. Ia menyusup ke dalam berbagai lapisan masyarakat, dari birokrasi pemerintahan hingga kehidupan sehari-hari," ujar Roby.
Korupsi sebagai Budaya
Roby menjelaskan bahwa korupsi di Indonesia telah bertransformasi menjadi praktik yang diterima secara sosial. Dalam beberapa kasus, tindakan korupsi bahkan dianggap sebagai sesuatu yang "normal" untuk mendapatkan apa yang diinginkan. "Ini yang menjadi masalah besar. Ketika korupsi tidak lagi dianggap salah secara moral, sulit bagi kita untuk memutus mata rantainya," tambahnya.
Budaya ini tidak hanya terjadi di tingkat elite, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari pemberian uang pelicin untuk mempercepat pengurusan dokumen hingga manipulasi anggaran di tingkat desa, semua menunjukkan bahwa korupsi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sistem.
Dampak Terhadap Pembangunan
Korupsi memiliki dampak yang luas terhadap berbagai sektor, termasuk pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Dana yang seharusnya digunakan untuk pembangunan sering kali diselewengkan untuk keuntungan pribadi. Akibatnya, kualitas layanan publik menurun dan masyarakat menjadi korban utama.
"Jika kita terus-menerus kehilangan dana akibat korupsi, bagaimana mungkin kita bisa bersaing dengan negara-negara maju? Korupsi adalah hambatan terbesar bagi pembangunan," tegas Roby.
Solusi untuk Menghapus Korupsi
Meskipun tantangan besar, Roby percaya bahwa korupsi bukanlah sesuatu yang tidak bisa diberantas. Menurutnya, langkah pertama yang harus diambil adalah perubahan budaya melalui pendidikan moral sejak dini. "Kita harus mendidik generasi muda bahwa korupsi adalah kejahatan, bukan sesuatu yang bisa dinegosiasikan," katanya.