Premanisme telah menjadi masalah yang semakin meresahkan masyarakat Indonesia. Tindak kekerasan dan intimidasi yang dilakukan oleh preman di berbagai wilayah tidak hanya merusak tatanan sosial, tetapi juga menimbulkan rasa tidak aman di kalangan masyarakat. Premanisme merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, serta memberikan dampak buruk terhadap perkembangan sosial-ekonomi Indonesia.
Roby Irzal Maulana, seorang akademisi dan penulis novel yang pernah menjadi korban kekejaman premanisme di jalanan, mengungkapkan kekecewaannya terhadap lemahnya tindakan pemerintah dalam menanggulangi masalah ini. "Premanisme sudah mengakar dari kelas sosial bawah hingga kelas atas, dan pemerintah seolah membiarkannya menguasai Indonesia," ujar Roby dalam sebuah wawancara.
Roby juga menekankan bahwa fenomena premanisme tidak hanya terjadi di lingkungan jalanan, tetapi sudah menjalar ke berbagai sektor, termasuk politik dan ekonomi. Menurutnya, ketidakmampuan pemerintah dalam menegakkan hukum yang tegas terhadap para preman, baik yang kecil maupun yang besar, adalah salah satu faktor utama mengapa Indonesia terus mengalami keterpurukan.
"Premanisme telah menjadi salah satu penyebab Indonesia selalu menjadi negara yang miskin dan tertinggal," tambah Roby. Ia menyerukan pemerintah untuk segera mengambil tindakan tegas dan mengeksekusi para pelaku premanisme yang telah merusak keamanan, ketertiban, dan masa depan bangsa.
Pemerintah diharapkan segera memperketat penegakan hukum terhadap pelaku premanisme dan tidak lagi memberi ruang bagi aksi-aksi yang merusak tersebut. Tindakan tegas dari pemerintah akan menjadi langkah penting untuk mengembalikan keamanan, stabilitas, dan masa depan Indonesia yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H