Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Guru yang Sering Dibilang Satpam Sekolah

3 September 2016   20:39 Diperbarui: 3 September 2016   20:57 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Guru BK adalah seseorang  yang sangat berperan dalam dunia pendidikan, terutama pada bidang bimbingan dan konseling pada murid atau siswa baik yang bermasalah maupun tidak. Namun bagi beberapa orang  yang belum mengetahui  guru BK menganggap guru BK sebagai satpam atau polisi yang galak, sehingga kebanyakan murid atau siswa merasa enggan atau takut untuk berhadapan dengan guru BK.

Dapat dikatakan bimbingan di sekolah akan lebih efektif  bila guru dapat bekerja sama dengan konselor dalam proses pembelajaran. Namun konselor mempunyai keterbatasan dalam hal mengisi waktu luang untuk bertatap muka dengan siswa atau murid ini dikarenakan tenaga konselor terbatas dan banyak yang harus dikerjakan, sehingga tidak setiap waktu guru BK bisa masuk ke kelas-kelas.

Biasanya yang dilakukan Guru BK hanya memanggil anak yang bermasalah, mengundang wali murid ke sekolah dan masuk memberikan teori pada waktu jam kosong, datang awal ke sekolah dan pulang akhir dan lain-lain,  Guru BK yang ada di sekolah-sekolah kurang bergaul dengan murid atau siswa siswanya, padahal guru BK diharapkan bisa menjadi teman bagi murid atau siswanya agar bisa memberikan masukan bila anak mendapatkan masalah jadi anak tidak merasa takut terhadap guru BK.

Sebagai guru BK kita harus mengajukan kepada kepala sekolah untuk membuat grafik prestasi contoh prestasi anak perempuan lebih baik dari prestasi anak laki-laki, agar kita mengetahui seberapa banyak murid yang berprestasi. Sebagai pembimbing harus merencanakan sesuatu sesuai dengan keadaan. Anak lebih mengingat peristiwa daripada sebuah pelajaran, maka dari itu guru harus bisa mensiasati pelajaran itu dapat diingat anak terus.

  Seringkali kita memberi keputusan sangat lambat contoh memilih baju adalah hal yang sangat sepele tapi kita bisa berjam-jam memilih baju yang cocok dipakai saat itu, kita bisa tidak percaya diri ketika rapat salah satunya dikarenakan salah pilih pakaian dan banyak dari kita tidak menyukai dirinya sendiri baik dari fisik maupun sifat. Mereka terkadang iri dengan orang lain yang mempunyai fisik dan sifat yang baik. Padahal setiap manusia mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Kita harus mencegah anak melakukan perilaku tidak baik sejak dini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun