Mohon tunggu...
Robi WiliamSupendi
Robi WiliamSupendi Mohon Tunggu... Buruh - buruh harian lepas
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

buruh harian lepas

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pidato AHY Cerminkan Tersumbatnya Rekomendasi Demokrat

4 Maret 2019   20:36 Diperbarui: 4 Maret 2019   20:52 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Orasi politik Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menuai komentar dari beberapa pihak. Salah satunya dari politisi Partai Golkar, Misbakhun.

AHY yang miskin pengalaman di bidang politik, rekomendasinya cenderung prematur. Menurutnya akan lebih elok kalau AHY menyampaikan rekomendasinya kepada Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Karena dia dan Partai Demokrat anggota dari koalisi pengusung capres-cawapres nomor urut 02. Harusnya masukkan rekomendasi AHY itu sebagai bagian dari program-program kerja dalam kampanye bersama.

Di sisi lain, adanya rekomendasi AHY ke Jokowi itu juga menunjukkan fakta lain. Itu bukti bahwa rekomendasi Partai Demokra tidak diterima oleh kubunya sendiri, sehingga memaksa mereka membuat panggung sendiri.

SBY terlalu memaksakan untuk mendudukkan AHY sejajar dengan Capres-Cawapres yang saat ini sedang melakukan kontestasi, padahal masih miskin pengalaman dan rekam jejak dalam dunia politik.

Pidato AHY itu juga semakin menunjukkan Demokrat tak memiliki solusi teknis atas berbagai persoalan yang dihadapi Indonesia.

Sebaiknya AHY lebih sering bergaul dengan berbagai kalangan ketimbang tampil eksklusif di panggung agar dapat berjiwa besar dalam menyikapi sebuah keputusan politik yang tidak selalu berpihak.

Publik dapat menilai seperti apa kualitas AHY dalam pidato itu. Hal itu juga menunjukkan posisi Demokrat yang labil dan tidak jelas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun