Mohon tunggu...
Robitul Ilmi
Robitul Ilmi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Langsung Salahkan Siswa, Bisa Jadi Guru yang Harus Koreksi Diri

15 April 2018   21:56 Diperbarui: 15 April 2018   22:29 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: mojok.co

Pernahkah anda mendengar seorang guru yang menyebut siswanya tidak pintar-pintar? atau pernahkah anda mendengar seorang guru sedikit kesal karena siswanya tidak juga paham meskipun berkali-kali diterangkan? atau mungkin, pernahkah anda mengalami kejadian seperti itu?

Kita semua tahu, yang menjadikan seorang siswa paham terhadap suatu materi pembelajaran bukanlah guru melainkan Tuhan. Namun meskipun begitu, seorang guru tidak boleh langsung lepas tanggung jawab ketika sudah menyampaikan materi. Guru juga tidak boleh berpikiran bahwa tanggung jawabnya sudah selesai, baik siswa itu menguasai materi tersebut ataupun tidak.

Lalu, bagaimana jika guru sudah menerangkan dan menjelaskan suatu materi tersebut tetapi si siswa tidak juga paham?

Dalam hal seperti ini, sang guru tidak boleh langsung menyalahkan siswanya. Dalam suatu kelas, setiap siswa memiliki tipe belajar yang berbeda-beda. Jika siswa tidak juga paham, hal tersebut bisa saja terjadi karena cara pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut tidak sesuai dengan siswa tadi. Oleh karena itu guru harus paham tipe belajar siswa-siswanya. Setelah itu, guru harus harus koreksi diri agar tahu bagaimana cara pembelajaran yang tepat agar semua siswanya paham terhadap materi yang disampaikan.

Menurut DePetter dan Hearchi, 2003, tipe belajar adalah gaya belajar yang dimiliki setiap individu untuk menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Menurut Susanto, 2006, tipe belajar dibagi menjadi tiga tipe:

1. Manusia visual, yaitu orang yang dengan mudah menyerap informasi secara optimal dengan cara melihat atau membaca.

2. Manusia audiotori, yaitu orang yang secara optimal menyerap informasi melalui apa yang didengarnya.

3. Manusia kinestetik, yaitu dimana seseorang akan lebih mudah paham apabila diberikan "contoh" terlebih dahulu.

Untuk bisa mengetahui apakah tipe belajar anak tersebut, dapat dilakukan semacam penelitian menggunakan pertanyaan-pertanyaan. Jika tidak begitu, bisa juga dengan cara memperhatikan siswa tersebut, apakah dia memiliki ciri-ciri manusia visual, audiotori, atau kinestetik.

DePetter dan Hearchi, 2003, juga mendeskripsikan ciri-ciri tipe belajar seseorang seperti berikut:

1. Tipe Visual

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun