Mohon tunggu...
Robi Setiawan
Robi Setiawan Mohon Tunggu... -

mahasiswa bersifat nasionalisme

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mulutmu Harimaumu

5 Desember 2015   11:26 Diperbarui: 15 Desember 2015   21:03 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

"Mulutmu Harimaumu" adalah ungkapan yang sering kita dengar namun kurang dimaknai secara dalam.Betapa manusia sering kali mengatakan hal yang mereka tidak pikirkan sebelumnya,apakah perkataan itu akan merugikan dirinya dan orang lain.

Manusia punya hak untuk berbicara dan menyampaikan pendapat,yang membeakan adalah bagaimana cara menyampaikannya,apakah dengan sikap sopan dan tutur kata yang santun atau,sebaliknya,dengan sikap yang merendahkan dan tutur kata yang tidak baik.kedua hal ini tentu memeiliki konsekuensi yang berbeda.

Kata-kata yang baik bila disampaikan dengan bahasa tubuh yang baik dan menuntun pada hal baik, akan menghasilkan kebaikan yang nantinya sangat berguna bagi  kita dan orang lain yang mendengarnya .bahkan ada Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari berbunyi: Abu Hurairah berkata "Rasulullah SAW bersabda ; Barang siapa yang beriman kepada ALLAH dan hari akhir,hendaklah ia mengatakan yang baik atauu hendaklah ia diam."(HR.BUKHARI)

Berdasarkan hadis tersebut,kita jadi tahu bahwa apabila merasa diri beriman kepada Allah Swt,dan hari akhir,hendaknya kita bertutur kata yang baik dan menyampaikan yang baiik atau jika tidak mampu menyampaikan dan mengatakan kebaikan,akan lebih baik untuk kita agar diam,karna[caption caption="mulutmu harimaumu"][/caption] diam pun masih lebih baik dari pada kita

mengatakn keburukan.

 

(Dalam artikel ini mengandung teori ilmu komunikasi yang mengarah pada teori retorika,yang mana dalam retorika lebih mengarah pada Objek atau lawan bicaranya,dan sebagai komunikator harus bisa menyampaikan segala komunikasinya dengan baik terhadap Objek sasaranya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun