Mohon tunggu...
Robi Setiawan
Robi Setiawan Mohon Tunggu... -

mahasiswa bersifat nasionalisme

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bekerja Tanpa Batas Menjadi Rutinitas

29 November 2015   19:56 Diperbarui: 29 November 2015   20:14 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 

Yusuf bachtiar namanya,namun biasa dikenal dengan panggilan ucup,seorang guru pesantren yang berusia muda sekaligus menjadi tulang punggung keluarganya semenjak lulus dari Madrasah aliyah (MA),Guru muda berusia 25 tahun asal kuningan Jawa barat yang memiliki cita-cita tinggi ini mendapatkan kesempatan untuk bersekolah di pondok pesantren Daarus-sa'adah Cipondoh Tangerang, tahun 2003 pertama kalinya Ucup menginjakan kaki di Ponpes Daarus-sa'adah untuk melanjutkan sekolah di banggku Madrasah tsanawiyah(Mts).

Beberapa Guru yang menjadi motivator terhadapnya membuat Ucup semakin bersemangat untuk menimba ilmu demi cita-cita yang beliau  harapkan, bergelut di dunia pesantren tidak membuat ia gentar untuk menghadapi kehidupan di zaman yang Era Modern ini,pekerjaanya setiap hari tak jauh dari dunia pesantren untuk mengajar dan mengayomi para santri setiap harinya,walaupun upah yang tidak seberapa besarnya beliau tatap semangat untuk mengamalkan ilmunya disana.

Dengan upah yang ditabung setiap bulannya beliau mampu melewati jenjang kuliah hingga mendapatkan gelar sarjana dengan hasil keringatnnya sendiri, penghasilan yang tidak begitu besar tidak membuat beliau putus asa untuk terus bekerja demi menopang kebutuhan keluargannya,selain mengajar beliau bekerja sebagai penjual pakain dan farfum, dengan pekerjaanya itu beliau lebih mudah untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari sebelumnya.

karna kesungguhan dan keikhlasan dalam menjalankan kehidupannya,akhirnya beliau mampu memberikan kesempatan kepada Ibundanya untuk menunaikan ibadah Umrah, tangis haru menyelimuti keduanya saat Ibunda tercintanya pergi meninggalkan Tanah air untuk menunaikan Ibadah Umrah.

Berbagai permasalahn di dunia pesantren menjadi tanggung jawabnya selama mengabdi,terutama pada tindak anarkis seorang santri yang tidak baik (bandel),namun ia tetap memegang komitmenya untuk menjadi Guru yang baik dan patut di contoh oleh murid-muridnya, karna menurut Ucup "Guru itu membina bukan menghina,mengajak bukan mengejek,merangkul murid-muridnya serta bersikap tawadhu"

Salah satu muridnya yang bernama Agung berkata kepada saya " Yusuf itu adalah seorang guru sekaligus Motivator yang baik dan patut untuk ditiru terutama pada sikap dan perilakunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun