SENJA DI PELABUHAN KECIL
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elangÂ
menyinggung muram, desir hari lari berenangÂ
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerakÂ
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.Â
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harapÂ
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalanÂ
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
Namun sayangnya hingga akhir hayatnya Chairil tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkan perasaannya. Sehingga Sri Ayati baru tahu jika ia dibuatkan puisi ketika Mimiek (anak angkat Perdana Menteri Sutan Syahrir) bertamu ke Serang dan memberitahukan hal itu kepada Sri Ayati.
Hingga akhirnya Chairil menikahi seorang gadis Karawang yang bernama Hapsah. Pernikahan itu tak berumur panjang. Disebabkan kesulitan ekonomi, dan gaya hidup Chairil yang tidak disukai oleh Hapsah maka Hapsah meminta cerai. Karena semangatnya Chairil yang tidak pernah diimbangi kondisi fisiknya, hingga bertambah lemah akibat gaya hidupnya yang tidak teratur sehingga akhirnya Chairil terkena penyakit TBC
Chairil tutup usia pada umurnya yang ke 27 tahun hingga Hari meninggalnya juga selalu diperingati sebagai Hari Chairil Anwar.
Dengan umur Chairil yang terbilang cukup tergolong muda yaitu 27 tahun itu meninggalkan banyak hal bagi perkembangan kesusasteraan Indonesia. hingga ia menjadi contoh terbaik, untuk sikap yang bersungguh-sungguh dalam menggeluti kesenian. Chairil dianggap penyair besar yang menginspirasi dan mengapresiasi upaya manusia meraih kemerdekaan, termasuk di dalamnya perjuangan bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H