Mohon tunggu...
Robik Ar Raffi
Robik Ar Raffi Mohon Tunggu... -

http://bethewriter25.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manisnya Berjalan dengan Sahabatku*

3 Desember 2011   10:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:53 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mendung langit banten, angin berhembus serasa menyentuh tubuh, mengigil dan ngantuk. Pagi itu semua siswa berlari menuju absen sidik jari, semua siswa bergiliran untuk antri karena hanya ada satu sidik jari.

Gerimis disana tak menghambat merekauntuk belajar. Teng . . . Teng . . . Teng . . . Bunyi lonceng di sekolah. Semua yang mendengar Suara itu langsung tergerak untuk bergerak menuju kelas. Itu adalah wajah tempat dimana saya bersahabat dengan sahabat-sahabatku.

Bunyi lonceng tiga kali berbunyi di akhir pelajaran, 13.45 bunyi itu terdengar seantero sekolah bahkan hingga beberapa ratus meter rumah warga pun terdengar di sana. Siang itu berjalan menyelusuri jalan yang penuh lubang dan becek, hanya sandal yang menemani jalan untuk pulang ke rumah. Perjalanan yang ditemani oleh sahabatku di kelas, menemani dengan diselingi diskusi kecil mengenai wajah Negri ini. Dia pun dengan antusias mengemukakan pendapatnya mengenai Indonesia saat ini. Perjalanan pun sudah mencapai 3 Km, Kami sekilas menengok salah seorang siswa yang berpenampilan tak wajar seperti bukan murid sekolah dan sekolah pun seperti tak sungguh – sungguh bahkan ada sekelompok siswa yang berkelahi dengan siswa dari sekolah lain.

“Jangan Sekolah jika ragu akan manfaatnya, Pilihannya adalah Sekolah Sungguh-sungguh atau tidak sama sekali” _Priyatna

Kata mutiara diatas cukup untuk sebuah perenungan bagi pelajar. Harapan besar kepada pelajar bangsa ini untuk memberikan wajah baru pendidikan dimata duniadan masa depan. Majulah Negriku, Wahai Guru niatkanlah mengajar karena sebuah amanah bukan datang, duduk, menulis ataupun hanya sebatas tugas yang tak berpengaruh kepada sikap anak didik. Jangan patang menyerah, teruslah bersabar menghadapi banyak karakter yang harus ditaklukan. “yang penting anak didik senang dulu dengan suasana belajar”. Guru itu teman dewasa untuk anak didik. Ingatlah kata-kata ini :

“SIAPAPUN YANG ADA DI HADAPANMU ADALAH SEORANG GURU, DIMANA PUN TEMPATNYA ADALAH SEKOLAH” (dari sebuah buku)

Renungkanlah!

*Untuk sahabatku Muhamad Ropik (Siswa)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun