Mohon tunggu...
Robi Edwarsyah
Robi Edwarsyah Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bersyukur dan Ikhlas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi dan HUT RI

17 Agustus 2013   01:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:13 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam rangka menyambut hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang pada tahun ini genap berusia ke-68 banyak sekali kebiasaan yang menjadi tradisi tiap daerah masing-masing, sebagaimana kita ketahui bahwasanya tiap-tiap daerah tentu memiliki keunikan tersendiri dalam menyambut HUT RI tidak terkecuali Yogyakarta yang syarat dengan kota budaya, kota pendidikan dan kota gudeg tentunya.

Ide menulis pengalaman ini diilhami dari diskusi ringan saya dengan seorang teman seperjuangan di rantau tentang fenomena TIRAKAT yang dilakukan masyarakat Yogyakarta baik dilingkungan pemerintahan provinsi maupun lingkungan RW.

Malam tadi tepat pukul 19.00 WIB (16/08/2013) saya menghadiri sebuah undangan dari orang nomor wahid di Daerah Istimewa Yogyakarta yakni Sri Sultan HB X, tepatnya di bangsal kepatihan. Untuk sekedar diketahui bahwa kehadiran saya atas undangan tersebut mewakili dari organisasi mahasiswa yang tumbuh kembang di Yogyakarta (agar tidak ada perspektif negatif). Adapun agenda dari undangan tersebut yakni TIRAKATAN memperingati HUT RI Ke-68 yang secara rutin dilaksanakan satu hari sebelum memperingati hari kemerdekaan. Ketika tiba dilokasi acara saya tidak menemukan keanehan, layakya sebuah undangan formal, acara yang nampak dihadiri oleh Walikota Yogyakarta duduk disebelahnya Bupati Sleman dan pejabat-pejabat dilingkungan D.I. Yogyakarta turut serta menghadiri acara tersebut mengenakan pakaian rapih (batik khas Yogyakarta).

Sebelum acara dimulai saya sempat bertanya pada diri saya, TIRAKATAN itu acara apa? Hendak saya pertanyakan pada orang yang duduk disebelah saya, namun terpaksa saya urungkan niat bertanya karena acara telah dimulai dengan dipandu oleh Master Of Ceremony yang tak lama mempersilahkan tamu undangan untuk berdiri menyanyikan lagu wajib Indonesia Raya dengan hikmad.

Berakhirnya lagu Indonesia Raya justru membuat saya lupa akan niat untuk bertanya kepada orang yang duduk disebelah saya. Akhirnya tiba lah pada pidato dari pemangku kekuasan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yakni Sri Sultan HB X dengan bijak sampai akhir menyampaikan pidatonya. Ada sepenggal kalimat yang saya ingat dari pidato beliau yang sekaligus merupakan jawaban dari pertanyaan saya yakni “Tirakat adalah sebuah perenungan atau kontemplasi yang bertujuan agar kita tidak bla..bla..bla” saya lupa lanjutannya. Baru pada saat itu juga saya membatalkan niat untuk bertanya kepada orang yang duduk disamping saya, karena saya sudah menemukan jawaban atas pertanyaan saya tadi.

Dengan kata lain tirakat seperti sebuah ceramah yang secara hikmat dan bijak disampaikan oleh seseorang yang memiliki wawasan kebangsaan dan bernegara yang tinggi yang tidak lain agar menumbuhkan rasa cinta dan peduli kepada tanah air Indonesia. Pengalaman yang baru dalam hidup saya menghadiri acara tirakat, karena didaerah asal saya tidak ditemukan tradisi yang demikian, toh kalau pun ada mungkin nama nya berbeda dan bagi saya itu merupakan tradisi yang patut dipertahankan karena selain menambah khasanah kebudayaan juga menumbuhkan rasa cinta kepada NKRI.

SELAMAT HUT RI KE-68

JAYA LAH INDONESIA KU

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun