Saat kecil, banyak dari kita membayangkan bahwa menjadi dewasa adalah kebebasan. Bayangan tentang bisa melakukan apa saja tanpa larangan, bekerja untuk membeli apa pun yang diinginkan, hingga mengambil keputusan sendiri tanpa campur tangan orang lain tampak begitu indah. Namun, realitas sering kali berbeda jauh. Dunia dewasa membawa tanggung jawab besar, tekanan sosial, dan tantangan emosional yang tidak terlihat ketika kita masih anak-anak. Dalam konteks psikologi pendidikan, transformasi ini dapat dijelaskan melalui berbagai perspektif perkembangan manusia. Â
1. Ekspektasi vs Realitas: Pemahaman Melalui Psikologi Perkembangan
Menurut teori perkembangan Erik Erikson, masa dewasa muda berada dalam tahap *intimacy vs isolation*. Pada tahap ini, individu berjuang untuk membangun hubungan yang bermakna, menghadapi tekanan karier, serta menemukan tujuan hidup. Sebagai anak-anak, kita cenderung hanya melihat kebebasan dalam hidup orang dewasa tanpa memahami kompleksitas tanggung jawabnya. Psikologi pendidikan menekankan pentingnya membangun ekspektasi yang realistis sejak dini, agar anak-anak dapat memahami bahwa kebebasan selalu diiringi dengan tanggung jawab. Â
2. Pendidikan dan Kesiapan Mental dalam Menghadapi Dewasa
Sistem pendidikan memainkan peran besar dalam mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi kehidupan dewasa. Namun, sering kali fokusnya hanya pada kemampuan akademik, bukan pengembangan keterampilan hidup seperti pengelolaan stres, pengambilan keputusan, atau manajemen keuangan. Anak-anak yang tidak mendapatkan pembekalan ini cenderung merasa kewalahan saat dihadapkan pada realitas kehidupan dewasa. Â
3. Peran Sosial dalam Membentuk Gambaran Dewasa
Media dan lingkungan sosial juga berkontribusi dalam membentuk ekspektasi anak terhadap masa depan. Psikologi pendidikan menekankan perlunya pendidikan literasi media, di mana anak-anak diajarkan untuk memahami bahwa gambaran ideal di media sering kali tidak mencerminkan realitas. Dengan demikian, mereka tidak terjebak pada angan-angan yang tidak realistis tentang masa depan. Â
4. Memahami Kesejahteraan Psikologis sebagai Prioritas
Realitas kehidupan dewasa sering kali diwarnai oleh tekanan finansial, tuntutan pekerjaan, dan kebutuhan sosial yang menguras emosi. Dalam teori Maslow tentang hierarki kebutuhan, kebahagiaan dan kesejahteraan emosional hanya dapat tercapai jika kebutuhan dasar terpenuhi. Oleh karena itu, pendidikan sejak dini perlu membangun kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan antara pencapaian materi dan kesejahteraan psikologis. Â
Strategi Membekali Anak untuk Masa Depan yang Lebih Realistis
- Pendidikan Emosional: Ajarkan anak tentang pentingnya mengelola emosi dan menghadapi kegagalan. Â