Menjadi pemimpin dimasa depan. Kalimat itu lah kira-kira yang sering kali disematkan kepada mahasiswa baru (maba) yang baru saja akan memulai menjajaki dunia perkuliahan. Berangkat dari kampung halaman dipenuhi air mata orang tua yang mengantar untuk kepergian anaknya merantau dikota pendidikan pilihan anaknya.Â
Dengan harapan tentunya semoga kelak dikemudian hari anaknya paling tidak bisa diharapkan merubah perekonomian keluarga atau sederhananya biar tidak seperti orang tuanya. Barangkali nasehat ini yang senantiasa diberikan kepada anaknya yang hendak bepergian diarena pengembangan diri, di arena pencarian jati diri terutama bagi mereka yang mahasiswa yang perantau dari satu provinsi ke provinsi lain.
Dengan wajah yang sedikit berebeda, dengan warna kulit yang berbeda datang ke kota tujuan untuk mengayam pendidikan. Membawa misi dari rumah seusai mengeyam pendidikan dapat menjadi orang yang sukses baik secara akademis, maupun sukses merubah jati diri dari semula ketergantungan  terhadap orang tua untuk sukses menjadi orang yang mandiri (asal jangan hanya bisa mandi sendiri). Tentu niat baik perlu serta merta diwujudkan sehingga tujuan tersebut sampai yang kemudian kedua orang tua menjadi bangga dengan keberhasilnya kelak.Â
Untuk mencapai itu tentunya tak cukup jika hanya menjadi mahasiswa yang hanya menyibukan diri didalam kampus kemudian pulang kekontrakan, kemudian bermain game, kemudian tidur. Atau biasa dijuluki menjadi mahasiwa kupu-kupu itu lah barang kali kata yang sering kali diutarakan para mahasiswa.Â
Meski terkadang yang mengutarakan demikian juga bagian dari pada nya atau spies nya juga, hehe. Maka untuk keluar itu ada beberapa hal yang kemudian hendak dilakukan, pointnya adalah dengan menyibukan diri dengan baerbagai kegiatan yang menunjang untuk penggemblengan individu. Nah untuk mencari kesibukan itu bergabunglah di organisasi, baik organisasi intra kampus (BEM,DPM,HMJ,UKM, Dll) atau eksternal kampus (HMI,PMII,KAMMI,IMM,GMNI Dll).Â
Lalu pertanyaan nya apakah setelah masuk dalam organisasi seperti yang sampaikan dimuka, bisa kemudian dapat merubah kemampuan diri kita? kira-kira pertanyaan itu lah yang senatiasa muncul dibenak mahasiswa baru, ya namanya juga baru. Tentunya jawabannya bisa iya bisa saja tidak. Nah sesuai narasi yang diutarakan sebelumnya jika hanya untuk mencari kesibukan tentunya tidak akan dapat manfaat dari pada berorganisasi itu. Tetapi berbeda hal jika masuk di dalam organisasi untuk belajar,untuk beproses,untuk mengembangkan kemampuan diri, untuk membentuk kepribadian dan semacamnya.
Tentu jika niatnya untuk berproses dengan benar  niscaya manfaat seperti yang disebutkan diatas dapat di rasakan. Karena kita berorganisasi sejatinya bukan soal untuk mencari kesibukan atau mengisi waktu luang, tetapi bagaimana harusnya kemudian kita memanamkan pada diri kita perlu berorganisasi untuk sebagai proses belajar, sebagai proses menempa diri. Jika niat ini dijunjung sudah barang tentu akan dengan sendiri nya manfaat itu dapat dijamak. Jadi bukan hanya mencari kesibukan atau sejenisnya, karena kesibukan itu akan datang dengan sendirinya, jadi niatnya untuk masuk diorganisasi harus ditata dulu mahasiswa baru. hehe
Sekedar informasi barangkali perlu penulis sampaikan. Terkait apa saja yang kemudian didapatkan setelah mengikuti organisasi atau bergelut diorganisasi, dikesempatan ini penulis mencoba menelaskan secara singkat sesuai dengan empiris penulis. Ada beberapa manfaat kita dalam beroganisasi antara lain.
1) Pengambang diri.
Dengan berorganisasi, secara tidak langsung akan menuntun kita untuk mengembangkan diri kita dari yang tidak tau menjadi tau dari yang tidak pernah menjadi pernah. Analoginya begini didalam organiasi itu sudah barang tentu tidak luput dari yang namanya kegiatan (program kerja), jadi semisalnya ketika ada suatu kegiatan diskusi, nah untuk jalan diskusi tentu biasanya tidak lepas dari namanya seorang moderator untuk mengatur jalanya diskusi tersebut.Â