Mohon tunggu...
Anna Skl
Anna Skl Mohon Tunggu... -

Selalu belajar dan berbagi dalam mengharap RahmatNya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bidal, Si Tudung Jari

13 April 2018   04:52 Diperbarui: 13 April 2018   05:02 1042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata bidal mempunyai definisi :

1.    Peribahasa atau pepatah yang mengandung nasihat, peringatan, sindiran.

2.   Sarung jari yang dipakai sebagai pelindung ujung jari ketika menjahit.

3.  Tudung akar yang terdapat pada ujung akar untuk memelihara dan melindungi akar agar tidak rusak.

Di antara ketiga makna dari kata bidal tsb, yang saya ingin ajak anda adalah menikmati sekilas tentang bidal the thimble,  yaitu alat jahit silindris yang melindungi ujung jari ketika mendorong jarum ke dalam kain/bahan yang tebal.

Doc.Pri Anna Skl
Doc.Pri Anna Skl
Sejarah bidal

 Jika menjahit sudah terjadi sekitar 30.000 tahun sebelum Masehi (menurut tanggal jarum tulang yang pertama kali ditemukan di Rusia dimana jarum ini digunakan untuk menjahit kulit binatang, bulu dan bahan organik lainnya) kemunculan bidal baru ada sekitar 5.000 tahun sebelum Masehi. Sebelumnya jarum itu di buat dari benda-benda alam seperti kerikil atau potongan kayu.

Tampaknya bidal pertama berbentuk cincin dan dapat ditemukan di negara negara sekitar laut mediterania seperti Mesir,  Yunani kuno dan  pada saat Kekaisaran Romawi.

Sekitar abad ke-10, bidal dengan cepat menjadi alat yang sangat diperlukan untuk menjahit. Umumnya  dibuat dari perunggu, bentuknya mirip dengan bidal kontemporer.  Tembaga,  yang lebih lunak dan lebih murah dari perunggu, banyak digunakan pada abad Pertengahan dan Renaissance. Pada abad ke 17, bidal menjadi objek yang mulia dan mewah. Pada saat inilah terdapat bidal dari logam perak dan emas, beberapa di antaranya tetap merupakan karya seni sejati, yang banyak dicari dewasa ini.

Pada abad kedelapan belas, bidal yang terbuat dari porselen mulai bermunculan. Masa keemasan   bidal  berlanjut hingga awal abad ke XX, dengan perkembangan industri tekstil dan perkembangan pesat jahit menjahit.

Dok. Pri. Anna Skl
Dok. Pri. Anna Skl
Bahan dasar bidal ini sangat bervariasi.  Ada yang terbuat dari logam seperti perunggu, perak, emas, tembaga, kuningan, dari porselen, dari gading, dari kayu dll.

Ada 2 golongan penggemar koleksi bidal :

  1.   Para amatir penggemar bidal antik 
  2.   Para pengoleksi bidal kontemporer   

Bidal antik 

  •  Sering terbuat dari logam dalam bentuk karya tangan 
  •  Lingkaran cincinnya sering tidak teratur demikian juga dinding bidal tsb. 

Bidal  Kontemporer

  •  Sering terbuat dari porselen, ada juga yang dari gading, kayu dll 
  •  Pada umumnya merupakan produksi pabrik dengan gambar / simbol yang merupakan representasi dari tempat/kota dimana bidal itu dijual. 
  •  Dapat dibeli di toko souvenir, di tempat lokasi wisata, ditempat penjualan barang antik atau di internet.

Dok.Pri. Anna Skl
Dok.Pri. Anna Skl
 Di negara negara yang sudah maju, para turis pasti ingin mempunyai souvenir dari tempat yang dikunjunginya, baik berupa buku/brosur  pedoman atau sejarah maupun benda benda yang merupakan lambang dari tempat tsb.  Mereka yang sering bepergian sering membeli benda benda itu yang akhirnya dikoleksi sebagai kenang kenangan atau buah tangan.

Dok. Pri. Anna Skl
Dok. Pri. Anna Skl
 
Dalam mengembangkan pariwisata ditanah air yang banyak mempunyai lokasi wisata yang sangat indah diseluruh pelosok nusantara, mungkin memasarkan bidal ini dapat menjadi salah satu ide yang dapat diterapkan.  Ide souvenir yang menawan, murah, ringan dan merupakan lambang dari tempat wisata tsb.

Anna Skl, 12/04/2018

Referensi bacaan : 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun