Mohon tunggu...
Robi Muhammad Affandi
Robi Muhammad Affandi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta dan Penulis Media Online

Hidup adalah tentang bagaimana engkau bercerita, dan bagaimana engkau diceritakan. Karena dengan cerita itulah manusia akan dikenal dalam sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Prince Gubee 12 (Kematian sang Ratu)

28 Agustus 2024   16:43 Diperbarui: 29 Agustus 2024   06:13 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

             Lebah yang dulu awalnya bercerita tentang bunga Edelweis itu tampak tenang. Wajahnya berseri-seri seakan-akan tak mengetahui apa yang akan menimpanya setelah itu. Sedangkan lebah lain di tempat itu terlihat cemas, terbayang kematian yang akan menunggunya setelah kawin.

             Tak lama setelah memasuki kamar Ratu lebah, lebah itu keluar, di pikul oleh dua ekor lebah pekerja. Tubuhnya tak lagi bergerak, kaku dan tak bernapas, menambahkan kecemasan pada lebah-lebah jantan yang sedang menunggu giliran.

Lebah keduapun di panggil. Tubuhnya tampak menggigil. Ingin meronta, tapi tak bisa, lebah pekerja memegangnya dengan erat.

              "Mengapa saat yang ditunggu-tunggu ini menjadi begitu sangat menakutkan?" Gubee berbicara sendiri dengan hatinya.

              "Tak seharusnya kematian diperlihatkan kepada lebah jantan lain. Ada yang salah dengan prosesi ini." pikir Gubee.

              Tibalah giliran Gubee. Ia yang lahir di urutan ketiga, dibawa menuju kamar Ratu lebah. Jantungnya berdegup kencang saat melewati dua jasad temannya yang terbujur kaku di depan kamar itu. Walau ia telah meminum nektar bunga keabadian, kecemasan masih tetap melanda hatinya.

               Setelah beberapa saat, lebah pekerja keluar dari kamar Ratu lebah sambil berteriak. "Ratu kita telah mati! Ratu kita mati!!

               Semua lebah penjantan memasuki kamar Ratu lebah. Lebah penjaga, dan lebah pekerja lainnya juga bergegas memasuki ruangan itu. Suasana di sarang lebah, berubah tegang.

               Ratu lebah tergeletak di ranjangnya. Tubuhnya yang semula penuh energi dan kehidupan, kini kaku, dengan sayapnya yang tipis terlipat di punggungnya. Warna hitam keemasan yang dulu berkilau di bawah sinar matahari, sekarang terlihat kusam. Matanya yang besar dan biasanya memancarkan ketajaman, kini mati tanpa cahaya. Antena yang panjang terkulai, tidak lagi bergerak mencari feromon.

               Di sekitarnya, lebah pekerja dan lebah lainnya berkumpul, menunjukkan kesedihan dalam kerumunan sunyi, menyadari hilangnya sumber kehidupan koloni mereka. Ratu lebah yang sebelumnya menjadi pusat kehidupan dan kelangsungan hidup sarangnya, kini hanya tinggal kenangan dari kejayaan yang pernah ada.

               "Apa yang terjadi? Kenapa ratu bisa mati?" Lebah penjaga bertanya kepada lebah pekerja yang bertugas membantu perkawinan Ratu lebah.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun