Mahasiswa adalah agent of change, sebagai agen perubahan tentu menjadi harapan bagi masyarakat untuk mewujudkan suatu perubahan yang lebih baik, tak hanya itu, mahasiswa juga sebagai penyambung lidah masyarakat untuk menyampaikan aspirasi guna terciptanya generasi-generasi yang berpendidikan serta bisa bermanfaat bagi bangsa dan agama. Dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata ini, saya merasa bangga karena bisa lansung bertemu dengan masyarakat dari berbagai lapisan. Tentu ini menjadi pemicu semangat untuk berbagi pengalaman dan bertukar pikiran.
SDG'S atau Sustainable Development Goals memiliki tujuan yaitu mewujudkan kesetaraan gender yang menjadi poin tujuan hingga tahun 2030. Pengertian kesetaraan gender ialah merujuk kepada suatu keadaan setara antara laki-laki dan perempuan dalam pemenuhan hak dan kewajiban.
Diskriminasi berdasarkan gender masih terjadi pada seluruh aspek kehidupan diseluruh dunia. Ini adalah fakta meskipun sudah ada kemajuan yang cukup pesat dalam kesetaraan gender. Sifat dan tingkat diskriminasi sangat bervariasi diberbagai negara atau wilayah. Tidak ada satu wilayah pun, dinegara dunia ketiga dimana perempuan telah menikmati kesetaraan dalam hak-hak hukum, sosial dan ekonomi. Kesenjangan gender dalam kesempatan dan kendali atas sumber daya, ekonomi, kekuasaan, dan partisipasi politik terjadi di mana-mana. Perempuan dan anak perempuan menanggung beban paling berat akibat ketidaksetaraan yang terjadi, namun pada dasarnya ketidaksetaraan itu merugikan semua orang. Oleh karena itu, kesetaraan gender merupakan persoalan pokok suatu tujuan pembangunan yang memiliki nilai tersendiri.
Kesetaraan gender akan memperkuat kemampuan negara untuk berkembang, mengurangi kemiskinan, dan memerintah secara efektif. Dengan demikian mempromosikan kesetaraan gender adalah bagian utama dari strategi pembangunan dalam rangka untuk memberdayakan masyarakat (semua orang)-perempuan dan laki-laki untuk mengentaskan diri dari kemiskinan serta meningkatkan taraf kehidupan mereka. Pembangunan ekonomi membuka banyak jalan untuk meningkatkan kesetaraan gender dalam jangka panjang.
Saya merupakan salah satu anggota kelompok 7 KKN Universitas Pendidikan Indonesia yang ditempatkan di Kelurahan Gegerkalong, Kecamatan Sukasari, Bandung. Program SDG's yang dijalankan dengan tema besar yaitu “Desa Ramah Perempuan”.
Angka kekerasan pada anak terkhususnya yang dewasa terjadi pada anak perempuan menunjukkan angka yang semakin tinggi. Kurangnya pengetahuan Ibu bahwa dirinya sebagai Madrasatul Ula yaitu pendidik yang paling pertama bagi anak sebelum lingkungannya dan pengetahuan umum orang-orang yang berada dilingkungannya seperti teman sejawat, sebaya bahkan teman diatas umur nya rata-rata menjadi prioritas kami untuk melakukan sosialisasi dan simulasi cara pencegahan kasus kekerasan dengan sasaran Ibu-Ibu yang memiliki peran lebih disetiap RW nya.
Kami memiliki harapan Ibu-ibu ini dapat melanjutkan lebih jauh sosialisasi kepada Ibu-Ibu di setiap wilayah tempat mereka tinggal. Dalam sebuah kesempatan Staff Kesejahteraan Sosial (Kesos) Kelurahan Gegerkalong menyampaikan bahwa "Kami mempunyai SK Kelurahan yang mengatur perempuan" ucap Pak Fendi, yang saat itu ikut berdiskusi bersama kami. Lanjutnya "Kami juga melibatkan perempuan untuk aktif pada Organisasi-organisasi di Desa dan tidak sedikit juga mereka mempunyai jabatan di desa ini".
Ramah Perempuan tidak hanya berputar pada masalah kekerasan. "Kami sudah melakukan beberapa pendataan seperti pendataan Wanita yang bekerja untuk menafkahi keluarganya" kata Bu Reni, sekretaris RW 5 yang bekerja di Kelurahan Gegerkalong. Beliau berharap kami dapat membantu untuk merampungkan data yang belum lengkap.