Mohon tunggu...
Roby Mohamad
Roby Mohamad Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Hanya tidur, bermimpi, bangun, melamun, dan satu lagi: jarang mandi! :P

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Safinah Najah, Kitab Mungil yang Mendunia

3 Februari 2016   19:36 Diperbarui: 4 Februari 2016   10:24 1050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[POS (Pengajian Onlie Safinah)#1]

            Siapa yang tak kenal dengan kitab Safinatun Najah? Kitab fiqh yang sangat ringkas dan mudah dipahami bagi para pemula dan masyarakat umum. Dalam dunia Pesantren, kitab ini tergolong kitab fiqh wajib yang biasa dipelajari di kelas Ibtida`iyyah, setingkat Sekolah Dasar (SD). Secara global, kitab ini mengupas dasar-dasar agama, tata cara bersuci, seperti “cebok” (istinja`), wudlu`, bagaiamana kita beribadah kepada Allah, seperti salat, dengan benar, serta mengajarkan jenis dan berapa harta yang wajib kita keluarkan sebagai zakat. Klimaksnya, kitab Safinah ini sangat diperlukan bagi siapa saja yang hendak mengamalkan ajaran Islam, tidak hanya dalam waktu yang cepat, tapi juga dengan tepat.

            Nah, tahukah Anda bahwa kitab kecil ini tidak hanya menjadi acuan fiqh umat Islam di Indonesia, tetapi juga di berbagai belahan dunia. Karena bahasanya sangat simple, kitab ini juga menjadi kiblat fiqh pertama bagi para pelajar sebagian negeri di Afrika dan Timur Tengah. Di Hadlramaut, Yaman, misalnya, hampir semua anak kecil diajari fiqh dengan kitab Safinah, baik di rumah maupun di lembaga pendidikan mereka. Di tanah suci Makkah Al-Mukarramah, jauh sebelum rezim Saudi berkuasa hingga sekarang, kitab Safinah selalu eksis sebagai mata pelajaran wajib di beberapa lembaga pendidikan, seperti Ash-Sholatiah, Darul ‘Ulum rintisan Syekh Yasin Al-Fadany, dan madrasah-madrasah lainnya.

            Begitu juga di belahan benua Afrika seperti Ethiopia (Al-Habasyah), Tanzania, Shomalia, Kenya dan Nigeria, kitab Safinah sangat terkenal dan bermanfaat. Bahkan, di dunia Eropa kini, kitab ini menjadi media termudah untuk mengenalkan ilmu fiqh bagi para mu`allaf, orang-orang “bule” yang memeluk Islam. Tidah heran, kitab Safinah telah ditranslit ke berbagai bahasa lokal dan global, mulai dari bahasa Jawa, Sunda, Melayu, hingga bahasa-bahasa lokal Afrika, Inggris, Jerman, sampai bahasa China. Ini semua menunjukkan betapa dahsyatnya kemanfaatan kitab Safinah Najah bagi dunia Islam lintas era dan benua.

            Di masa silam, banyak ulama yang sangat peduli dengan kitab mungil ini. Tidak sedikit yang menguraikan kata per kata dari setiap kalimat kitab ini dalam bentuk Syarh maupun Hasyiah. Dan juga, banyak yang menggubah bait-bait syi`ir dari kitab Safinah agar dilantunkan dengan indah dan dihafal dengan mudah oleh para pelajar pemula (mubtadi`). Disini kami lampirkan daftar enam nadzam/mandzumah dan delapan syarah-hasyiah sekaligus identitas penulis masing-masing sebagai berikut[1]:

            Enam Nadzam Safinah

1. Nadzam karya Sayyid Abdullah bin ‘Ali Al-Haddad

2. Nadzam gubahan Sayyid Muhammad bin Ahmad Ba`aqiel

3. Nadzam Syekh Shiddiq bin Abdullah Lasem

4. Tanwirul Hija` nadzm Safinatun Naja

Nadzam ini gubahan Syekh KH. Akhmad Qusyairi bin Siddiq lahir di Lasem dan tinggal di Pasuruan. Selesai menuntaskan nadzam ini pada tahun 1343 H, dengan penambahan bab Puasa, Haji-‘Umroh, dan ditutup dengan nasihat-nasihat. Nadzam ini dipelajari di banyak pondok pesantren Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun